Jumat, 28 September 2007

Introduce of GIS


Dengan teknologi GIS, sebuah instansi tidak hanya dapat membuat perencanaan tata kota dnegan lebih baik saja. Namun, teknologi ini juga dapat membantu menentukan daerah mana saja yang memiliki potensi bencana ataupun menentukan lokasi penyebaran penyakit tertentu.

Bencana yang menimpa Aceh pada 26 Desember 2004 yang lalu telah menjadi sebuah pukulan yang besar bagi rakyat di Indonesia. Sejak tanggal tersebut, semua perhatian seluruh masyarakat Indonesia bahkan dunia tertumpu ke Aceh. Sebagian besar wilayah Aceh hancur total termasuk infrastruktur daerah. Sehingga membangun Aceh kembali menjadi salah satu pekerjaan yang tidak mudah. Banyak bantuan ditawarkan untuk membantu pemerintah. Mulai dari dana, relawan, sampai bantuan pembangunan pun berdatangan. Seperti apa Aceh baru akan dilahirkan dan bagaiamana memutuskan jabang bayi baru tersebut?

Banyak pendapat bermunculan. Mulai dari yang membawa kepentingan sendiri sampai kepentingan bersama. Mulai dari sisi ekonomi, masayarakat, pendidikan, dan banyak lagi telah menjadi masukan bagi pemerintah yang akan membangun Aceh nantinya. Salah satu masukan yang menarik yang mungkin dapat menjadi pertimbangan adalah masukan yang diberikan oleh sebuah forum sipil bernama RS-GIS Forum (Remote Sensing-Geographic Information System).

Bulan Januari lalu, RS-GIS Forum mengadakan sebuah workshop yang berjudul “Identifikasi dan Analisis Kerusakan Aceh-Sumut Pasca Gempa dan Tsunami dengan Teknologi Satelit dan SIG”. Yang kemudian dilanjutan dengan workshop kedua pada bulan berikutnya.

RS-GIS Forum mengusulkan agar perencanaan pembangunan Aceh dilakukan dengan memanfaatkan teknologi GIS. Apa yang dimaksud dengan GIS? Dan konstribusi apa yang dapat dilakukan oleh GIS?

GIS/SIG Bukan Peta
GIS adalah singkatan dari Geographic Information Systems. Dalam bahasa Indonesia sendiri, GIS disingkat SIG yang artinya Sistem Informasi Geografi. Sistem Informasi Geografi adalah sebuah sistem yang dapat membantu memberikan gambaran yang lebih jelas tentang informasi dari sebuah tempat. Hasil akhir SIG dapat juga disebut Smart Maps. Hal ini dikarenakan hasil akhir SIG memang merupakan sebuah peta yang dilengkapi dengan data yang dibutuhkan oleh si pembuatnya. Smart Maps inilah yang nantinya dapat membantu user, baik dalam menganalisis ataupun mengambil keputusan terhadap suatu daerah.

Tidak seperti peta pada umumnya yang tidak memberikan informasi yang lengkap atau tidak jarang memberikan data yang justru tidak dibutuhkan. Peta yang dihasilkan SIG jauh lebih tepat guna dalam pemanfaatannya bagi user tertentu (tergantung pada kebutuhan).

Contohnya, seorang pengusaha yang ingin membuat cabang tokonya, maka pengusaha tersebut akan menganalisis sebuah peta yang berisikan informasi di mana letak konsumen terbanyak dan bagaimana latar belakang sosial ekonomi daerah tersebut. Kemudian dari peta tersebut seorang pengusaha dapat mengetahui posisi atau lokasi terbaik cabangnya. Atau untuk pemerintah daerah dalam membuat perencanaan kota. Seperti yang dilakukan oleh pemerintah DKI Jakarta.

Tentu saja peta SIG yang dimiliki oleh pengusaha dan pemerintah kota akan berbeda meskipun keduanya menggunakan peta dasar yang sama, yaitu kota Jakarta, keduanya memiliki tujuan yang berbeda. Sehingga informasi yang dapat diperoleh pun akan berbeda.

SIG ini sendiri di Indonesia belum terlalu dikenal secara luas. Masih banyak hal yang belum memanfaatkan SIG. Padahal dalam hal membuat perencanaan SIG dapat menjadi alat bantu yang sangat dapat diandalkan.

Berlapis-lapis
Seperti yang dikatakan sebelumnya bahwa peta SIG terdiri dari data yang memang dibutuhkan oleh pembuatnya. Data tersebut disusun secara berlapis di atas peta dari sebuah lokasi yang akan dianalisis. Kemudian data tersebut disatukan dan memebentuk sebuah pola. Data dapat diperoleh dari mana saja. Bisa dari data hasil penelitian, pengamatan satelit atau dari sebuah pusat database tertentu (seperti sensus penduduk, atau data konsumen). Selama data berbentuk spasial, maka data dapat dipresentasikan secara langsung pada peta. Jika data bukan merupakan data spasial, maka data dapat diletakkan pada peta dengan bentuk simbol-simbol yang diinginkan oleh si pembuat peta.

Yang dimaksud dengan data spasial adalah data yang berisikan informasi visual, seperti gambar pengamatan cuaca di atas peta yang akan digunakan untuk menganalisis sistem pengairan. Sedangkan yang dimaksud dengan data nonspasial adalah data berupa angkaangka, seperti data jumlah penduduk per kelurahan pada wilayah tertentu.

Untuk menghasilkan peta yang tepat guna, maka data yang ada akan diproses dengan menggunakan software SIG. Sofware SIG tersebut akan menyusun peta dengan cara melapisi satu peta dengan data yang ada secara satu per satu. Oleh sebab itu, selain Anda dapat memeproleh peta yang bertumpuk rapi keseluruhannya atau Anda juga dapat memperoleh peta yang terpisah-pisah menurut lapisan datanya.

Saat ini, keberadaan software SIG dapat diperoleh secara bebas. Dan kepemilikannya tidak dibatasi. Baik atas nama instansi ataupun secara individu. Siapapun dapat mempelajari software dan membuat peta. Peta juga tidak hanya berupa peta luar ruang saja. SIG dapat juga diterapkan untuk melekukan penganalisisan dalam ruang.

SDM yang Tepat
Software SIG memang dapat diandalkan dalam membuat peta, namun peranan manusia dalam membuatnya maupun menganalisis hasilnya sangat besar. Untuk dapat membuat peta yang tepat guna, sesesorang harus terlebih dahulu mengetahui apa saja yang menjadi komponen data yang dibutuhkan. Banyak data yang dapat diperoleh baik secara cuma-cuma maupun membayar. Tetapi memilih data yang tepat tidak selalu pekerjaan yang mudah. Oleh sebab itu, seorang pembuat peta atau ahli SIG harus terlebih dahulu mampu menganalisis sebuah masalah. Kemudian baru ia memilih komponen data yang diperlukan.

Begitu pula dalam mengambil keputusan atau membuat perencanaan. Selain seseorang harus mampu membaca peta SIG, juga harus memiliki kemampuan menganalisis yang tajam. Agar keputusan dan perencanaan yang dilakukannya mengenai sasaran yang dituju.

Oleh sebab itu, untuk menggunakan atau memanfaatkan SIG dibutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang terlatih dan berkemampuan.

Untungnya, saat ini Indonesia sudah memiliki modal SDM untuk teknologi tersebut dengan tersedianya mata kuliah SIG di universitas dengan jurusan-jurusan tertentu seperti Geografi (UI, ITB, dan sebagainya) ataupun Sistem Informasi.

SIG bukan GPS
SIG dan GPS, keduanya sama-sama berkaitan erat dengan peta. Namun pada dasarnya, kedua teknologi ini tidak sama. Justru GPS menjadi salah satu komponen pendukung dalam SIG. GPS sudah dikenal dengan sangat luas sekarang ini. Manfaat yang diberikan oleh GPS juga sangat banyak. Para nelayan banyak yang menggunakan GPS untuk mengetahui posisi ikan terbaiknya. Polisi banyak mendapatkan pertolongan dalam menemukan kendaraan yang hilang. Atau penyedia jasa cargo yang dapat memuaskan pelanggannya karena dapat melacak sendri paket kiriman miliknya secara otomatis lewat Internet.

Dalam memberikan posisi suatu objek, GPS memiliki kemampuan yang sangat akurat. Hal ini sangat membantu dalam pembuatan peta yang lebih baik pada SIG itu sendiri. Nilai toleransi kesalahan dapat mencapai kurang lebih satu meter.

Sebaliknya, peta SIG yang sangat lengkap, sarat akan informasi yang optimal dapat lebih membantu seorang pengguna GPS. Seseorang tidak hanya dapat menegtahui posisi di mana ia sedang berada, namun orang tersebut dapat juga sekaligus mengetahui apa yang terjadi atau yang dimiliki tanah tempatnya berdiri.

Pemanfaatan yang Luas
Dalam wacana di atas sudah diinformasikan beberapa manfaat yang dapat diberikan oleh SIG. Mulai dari dunia bisnis sampai pemerintahan dapat memanfaatkan teknologi ini.

Jika tadi sudah ada beberapa contoh pemanfaatan luar ruang, maka pemanfaatan yang dapat dilakukan dalam ruang dapat berupa peta ruang sebuah supermarket yang akan menyusun ulang peletakan barang dagangannya.

Atau dapat juga untuk mengatasi masalah peletakan ruang pada rumah sakit, agar tidak terjadi antrian yang menumpuk atau membuat arus pengunjung dalam rumah sakit menjadi lebih baik.

Ini artinya peta yang akan digunakan sebagai landasan data tidak selalu merupakan peta alam saja. Peta tersebut bisa saja dibuat sendiri oleh staf SIG tersebut.

Hasil akhir dari SIG memang berupa Smart Maps. Namun, bukan berarti dalam mempresentasikan data tersebut selalu dalam bentuk peta. Tidak jarang peta tersebut dipresentasikan dengan bantuan bahan pelengkap sebagai dalam bentuk dokumen tertulis, basis data, grafik, ataupun diagram. Hal ini dilakukan agar pemirsa peta tersebut dapat lebih memahami informasi dalam peta.

Pengelolaan GIS

Setelah Anda memahami pengertian SIG, sekarang Anda akan mempelajari pengelolaan SIG. Dalam pengelolaan SIG ini, yang akan dibahas meliputi, sumber informasi geografi, komponen-komponen SIG dan cara mengelola informasi geografi. Sekarang kita mulai dengan mempelajari sumber informasi geografi.

Sumber Informasi Geografi

Sumber informasi geografi selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu (bersifat dinamis), sejalan dengan perubahan gejala alam dan gejala sosial. Dalam geografi, informasi yang diperlukan harus memiliki ciri-ciri yang dimiliki ilmu lain, yaitu:
1. Merupakan pengetahuan (knowledge) hasil pengalaman.
2. Tersusun secara sistematis, artinya merupakan satu kesatuan yang tersusun secara berurut dan teratur.
3. Logis, artinya masuk akal dan menunjukkan sebab akibat.
4. Objektif, artinya berlaku umum dan mempunyai sasaran yang jelas dan teruji.

Selain memiliki ciri-ciri tersebut di atas, geografi juga harus menunjukkan ciri spasial (keruangan) dan regional (kewilayahan). Aspek spasial dan regional merupakan ciri khas geografi, yang membedakannya dengan ilmu-ilmu lain.

Karena geografi merupakan kajian ilmiah mengenai gejala alam dan sosial dari sudut pandang spasial dan regional, maka informasi geografi bersumber dari:
1. Gejala-gejala litosfer
Gejala-gejala ini meliputi relief dan topografi, jenis tanah dan batuan, serta sistem pelapisan batuan. Contoh informasi geografi yang berasal dari gejala litosfer lihat gambar di bawah ini.

Peta di atas berjudul: Persebaran tanah di Indonesia. Peta tersebut menggambarkan tentang persebaran jenis tanah di Indonesia berdasarkan proses terjadinya.

Berdasarkan keterangan peta:
a. putih, tanah vulkanik yaitu tanah ini banyak dipengaruhi oleh vulkanik (letusan gunung api).
b. agak hitam, tanah non vulkanik yaitu tanah yang terbentuk pada zaman tertier (akibat pelapukan).
c. hitam, tanah rawa (aluvial) yaitu tanah yang terbentuk dari hasil sedimentasi (pengendapan), umumnya berada di kawasan pantai landai.

2. Gejala-gejala hidrosfer
Judul peta:
Daerah dangkalan Sunda dan dangkalan Sahul. Peta tersebut menggambarkan tentang daerah dangkalan di Indonesia yaitu dangkalan Sunda di sebelah Barat dan dangkalan Sahul di sebelah Timur. Dangkalan adalah laut yang kedalamannya kurang dari 200 meter, merupakan relief dasar laut yang menurun perlahan-lahan (landai) mulai dari pantai ke arah tengah lautan.
Berdasarkan keterangan peta:
3. Gejala-gejala atmosfer
Gejala ini berkaitan dengan informasi tentang cuaca dan iklim, termasuk unsur-unsurnya dan faktor yang mempengaruhinya. Contoh informasi geografi yang berasal dari gejala atmosfer, perhatikan gambar 5.3.

Peta di atas meng-gambarkan persebaran curah hujan berdasarkan besarnya curah hujan (dalam milimeter) dalam setahun untuk wilayah Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara. Untuk membedakan besar curah hujan, silahkan lihat keterangan peta.

4. Gejala-gejala biosfer
Gejala biosfer berkaitan dengan tumbuhan, hewan dan manusia, yang sangat dipengaruhi oleh unsur litosfer, hidrosfer dan atmosfer. Contoh informasi geografi yang berasal dari gejala biosfer adalah persebaran sumber daya alam hayati (hidup) Indonesia,

Berdasarkan judul, peta di atas menggambarkan tentang persebaran sumber daya alam hayati (hidup) di Indonesia. Dari peta ini kita dapat mengetahui daerah mana saja di Indonesia yang banyak menghasilkan ikan tuna, kelapa, pala dan lainnya.

5. Gejala-gejala sosial budaya
Gejala ini berkaitan dengan kehidupan masyarakat antara lain kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat. Contoh gejala sosial budaya yang merupakan sumber informasi geografi, yaitu persebaran obyek wisata kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

GIS menggunakan Map Info



MapInfo adalah software pengolah data spasial dan sistem informasi geografis. Software ini memiliki kemampuan pemetaan digital dan analisis-analisis yang diperlukan dalam sistem informasi geografis. Pada saat ini banyak institusi dan instansi yang mendasarkan berbagai kebijakannya pada analisis kewilayahan atau analisis geografis. Institusi dan instansi tersebut datang dari kalangan pemerintah ataupun akademisi baik swasta atau negeri.



Sistem informasi geografis menjadi salah satu alat vital dalam pengambilan keputusan oleh beberapa instansi pemerintah. Sebagai contoh, Dinas Pajak Bumi dan Bangunan di seluruh Indonesia menggunakan MapInfo sebagai standar baku software pengolah data digital dan sistem informasi geografis. Bappeda di seluruh Indonesia juga telah menggunakan MapInfo sebagai software pendamping ArcView dan ArcInfo. Dinas lain yang menggunakan software ini adalah Dinas Perikanan dan Kelautan, Pemda di seluruh Indonesia, Departemen Kehutanan, dan Departemen Pertanian.



Dari kalangan akademis, potensi banyak terbuka sejalan dengan telah diterapkannya mata kuliah Sistem Informasi Geografis di berbagai jurusan seperti Teknik Geodesi, Teknik Geologi, Teknik Pertambangan, Teknik Perminyakan, Teknik Mineral, Perencanaan dan Pengembangan Wilayah, Geografi, Penginderaan Jauh, Pertanian, Kehutanan, Perikanan, Kelautan, dan lain-lain.

Tenaga operator dari berbagai kalangan tersebut masih sangat membutuhkan buku pegangan atau referensi dalam hal pemakaian dan operasi software. Tenaga operator dan mahasiswa pada saat ini masih kesulitan memperoleh buku referensi mengenai MapInfo karena belum ada buku tersebut di pasaran. Buku ini hadir untuk menjawab kesulitan mereka!

Geographic Information System Technology Update

BANDUNG, itb.ac.id – Edi Riawan, analis GIS profesional yang ahli dalam piranti lunak ArcGIS, memandu Free Saturday IT Lessons mengenai Geographic Information System (GIS) pada Sabtu, 3 Februari, di Gedung Comlabs USDI ITB. Ia membawakan materi tentang perkembangan terbaru piranti lunak GIS kepada para peserta yang kebanyakan adalah mahasiswa pascasarjana.


GIS merupakan sistem untuk meng–capture, menyimpan, menganalisa, dan mengelola data dan karakteristik yang berkaitan yang mengacu ke bumi. Secara ringkas, GIS adalah sistem komputer yang mampu untuk mengintegrasikan, menyimpan, mengedit, menganalisa, sharing, dan menampilkan informasi geographically–referenced. Dalam pengertian yang lebih umum, GIS adalah perangkat yang bisa membuat user menciptakan query interaktif, menganalisa informasi spasial, dan mengedit data. GIS adalah sains yang memiliki posisi antara aplikasi dan sistem.

Teknologi GIS dapat digunakan untuk penelitian ilmiah, manajemen sumber daya, manajemen asset, environmental impact assesment, urban planning, cartography, dan route planning. Sebagai contoh, GIS akan memudahkan planner untuk menghitung response time darurat dari bencana alam. GIS bisa juga dimanfaatkan untuk mencari area yang butuh perlindungan dari polusi. Piranti yang dapat digunakan untuk sistem ini terdiri dari Mapinfo, ArcGIS, Remote Sensing dengan er–Mapper, dan webGIS.

Sistem Informasi Geografis (GIS)

Product & Service
Sistem Informasi Geografis (GIS)

Kami memiliki produk khusus untuk solusi Geographical Information System (GIS) yaitu Peta 2.0

Peta 2.0 adalah aplikasi interaktif analisa dan penampil peta digital berbasis web.

Teknologi
Menggunakan teknologi-teknologi terbaru seperti AJAX, Mapscript, POSTGIS, MySQL Spatial, Oracle Spatial. Dan juga kompatibel dengan fitur-fitur yang ada pada browser-browser terbaru yang membuat peta lebih cepat dalam menampilkan gambar.

Benefit
Userfriendly, kemudahan untuk pengguna, cepat dan kemudahan penyesuaian untuk berbagai kepentingan penggunaan peta digital


product/peta.jpg

Compatibility Source
Kompatibel dengan berbagai tipe peta digital, seperti mapInfo, arcView, penggunaan SDE, atau juga penggabungan kesemuanya.

Selasa, 25 September 2007

iTravel membantu untuk mempermudah melakukan perjalanan

Cebu - ABN Amro Indonesia meluncurkan kartu kredit iTravel Card untuk menggaet segmen pelancong yang sering bepergian keluar negeri.

Menurut Head of Consumer Finance ABN Amro Indonesia Riko Abdurrahman segmen ini merupakan segmen yang sangat potensial bagi bisnis kartu kredit karena pertumbuhan pelancong di Indonesia yang mencapai 5 persen per tahun.

"Saat ini ada 2,6 juta orang Indonesia yang sering traveling ke luar negeri, pertumbuhannya sekitar 5 persen pertahun. Dari jumlah itu 54,3 persennya menggunakan kartu kredit untuk bepergian dan membayar," ujarnya saat peluncuran iTravel Card di Cebu, Filipina seperti dilaporkan reporter detikFinance, Ardian Wibisono, Minggu (16/9/2007).



Meski tidak melakukan co-branding seperti umumnya kartu kredit yang khusus untuk travel card, Riko yakin iTravel Card akan diminati.

Menurutnya keunggulan iTravel Card adalah langsung memberikan diskon 5 persen atas semua transaksi dengan travel agent dan transaksi di luar negeri serta transaksi di pompa bensin dimana saja.

"iTravel Card tidak memakai sistem poin reward sehingga pemegang kartu bisa menghitung secara pasti benefit yang didapat. Biasanya benefit dari poin reward tidak dikomunikasikan secara jelas dan pemegang kartu harus menunggu lama untuk mendapatkan benefit-nya," kata Riko.

Riko juga menambahkan ABN Amro sengaja tidak melakukan kerjasama dengan perusahaan lain (co-branding) karena lebih menguntungkan.

"Kami sudah mengkaji, sampai saat ini co branding masih belum sukses di bank-bank lain,"tambahnya.

Dengan peluncuran kartu kredit ini, ABN Amro menargetkan pertumbuhan nasabah kartu kreditnya meningkat dua kali lipat di akhir 2008. Tahun ini nasabah kartu kredit ABN Amro sekitar 200 ribu kartu.

ABN Amro optimistis dapat melampaui target itu karena penetrasi kartu kredit di Indonesia baru 3,9 persen dari total populasi. Dari sekitar 252 juta penduduk Indonesia baru 9 juta kartu kredit yang diterbitkan.

Teknologi Geographic Information System

Geographic information system (GIS) atau Sistem Informasi Berbasis Pemetaan dan Geografi adalah sebuah alat bantu manajemen berupa informasi berbantuan komputer yang berkait erat dengan sistem pemetaan dan analisis terhadap segala sesuatu serta peristiwa-peristiwa yang terjadi di muka bumi. Teknologi GIS mengintegrasikan operasi pengolahan data berbasis database yang biasa digunakan saat ini, seperti pengambilan data berdasarkan kebutuhan, serta analisis statistik dengan menggunakan visualisasi yang khas serta berbagai keuntungan yang mampu ditawarkan melalui analisis geografis melalui gambar-gambar petanya. Kemampuan tersebut membuat sistem informasi GIS berbeda dengan sistem informasi pada umumnya dan membuatnya berharga bagi perusahaan milik masyarakat atau perseorangan untuk memberikan penjelasan tentang suatu peristiwa, membuat peramalan kejadian, dan perencanaan strategis lainnya. GIS adalah sebuah teknologi yang mampu merubah besar-besaran tentang bagaimana sebuah aktivitas bisnis diselenggarakan. Teknologi GIS memungkinkan Anda untuk melihat informasi bisnis Anda secara keseluruhan dengan cara pandang baru, melalui basis pemetaan, dan menemukan hubungan yang selama ini sama sekali tidak terungkap.


GIS menempatkan itu semua bersama-sama
Dengan GIS Anda mampu melakukan lebih banyak dibanding hanya dengan menampilkan data semata-mata. GIS menggabungkan semua kemampuan, baik yang hanya berupa sekedar tampil saja, sistem informasi yang tersaji secara thematis, dan sistem pemetaan yang berdasarkan susunan dan jaringan lalu-lintas jalan, bersamaan dengan kemampuan untuk menganalisa lokasi geografis dan informasi-informasi tertentu yang terkait terhadap lokasi yang bersangkutan.

Pada aplikasi penanganan kesehatan, misalnya, bisa digunakan untuk memutuskan, di kawasan mana lagikah pusat layanan kesehatan baru akan didirikan berdasarkan atas data-data kependudukan. Selanjutnya, berdasarkan sistem informasi tersebut kita dapat menarik informasi dari peta yang tersedia dalam aplikasi GIS tersebut, atau sebaliknya, memperoleh informasi mengenai peta kawasan tertentu manakah yang akan muncul, jika kita menggunakan informasi tertentu sebagai kriteria pencariannya.

Dan jangan lupa, GIS adalah sebuah aplikasi dinamis, dan akan terus berkembang. Peta yang dibuat pada aplikasi ini tidak hanya akan berhenti dan terbatas untuk keperluan saat dibuatnya saja. Dengan mudahnya kita bisa melakukan peremajaan terhadap informasi yang terkait pada peta tersebut, dan secara otomatis peta tersebut akan segera menunjukkan akan adanya perubahan informasi tadi. Semuanya itu dapat Anda kerjakan dalam waktu singkat, tanpa perlu belajar secara khusus.

GIS memungkinkan Anda untuk membuat tampilan peta serta menggunakannya untuk keperluan presentasi dengan menunjuk dan meng-klik-nya. GIS memungkinkan Anda untuk menggambarkan dan menganalisa informasi dengan cara pandang baru, mengungkap semua keterkaitan yang selama ini tersembunyi, pola, dan kecenderungannya.

Para pelaku bisnis yang bergerak di bidang pemasaran, periklanan, real estate, dan ritel saat ini sudah menggunakan GIS untuk melakukan analisa pasar, mengoptimalkan kampanye periklanan melalui media masa, analisis terhadap bidang-bidang tanah, dan membuat model atas pola pengeluaran. GIS akan merubah banyak hal yang berkait erat dengan pekerjaan Anda, apa pun bisnis Anda tersebut.

Apa saja yang bisa Anda kerjakan dengan GIS
Anda tak perlu jadi seorang manajer penjualan, atau perencana rute perjalanan. Jika pekerjaan Anda melibatkan diri Anda pada pengelolaan informasi, dan informasi tersebut dapat diasosiasikan pada sebuah struktur informasi yang berbasis pemetaan secara geografis, maka pada saat itulah GIS akan memberikan peran yang besar, dan akan membantu mengorganisasikan informasi-informasi yang Anda inginkan tersebut dalam format baru, yang memungkinkan Anda memperoleh hal-hal baru yang selama ini tak pernah terbayangkan, dan akan diperoleh lebih banyak lagi informasi dibanding yang selama ini Anda dapatkan. Rasanya, kemungkinan-kemungkinan ke arah itu bisa disebut sebagai tanpa batas.


Divisi GIS/Pemetaan SCOMPTEC akan membantu Anda, dalam hal:

Meningkatkan pengintegrasian organisasi
Banyak organisasi yang sudah mengimplementasi GIS menemukan kenyataan, bahwa keuntungan utama yang mereka dapatkan adalah peningkatan kinerja manajemen terhadap organisasi maupun pengelolaan sumberdayanya.
hal itu terjadi karena GIS memiliki kemampuan untuk menghubungkan berbagai perangkat data secara bersamaan berdasarkan geografis, memfasilitasi informasi-informasi yang terjadi antar bagian, untuk saling termanfaatkan dan dikomunikasikan.
Dengan membuat sebuah database yang bisa dimanfaatkan bersama, maka sebuah bagian akan memperoleh keuntungan dari hasil kerja dari bagian lain, di mana akan berlaku ketentuan, bahwa data cukup sekali dikoleksi, tetapi bisa dimanfaatkan berkali-kali.
Membuat keputusan-keputusan lebih sempurna
GIS bukan sebuah sistem yang mampu membuat keputusan secara otomatis. GIS hanya sebuah sarana untuk pengambilan data, menganalisanya, dari kumpulan data berbasis pemetaan untuk mendukung proses pengambilan keputusan.
Teknologi GIS banyak digunakan untuk membantu berbagai kegiatan pekerjaan seperti penyajian informasi pada saat pembuatan perencanaan, membantu memecahkan masalah yang berkaitan dengan kekacauan teritorial.

GIS juga bisa digunakan untuk membantu meraih keputusan mengenai lokasi perumahan baru yang memiliki sesedikit mungkin pengaruh lingkungan, berada di lokasi yang memiliki resiko paling sedikit, dan berada dekat dengan pusat kegiatan kependudukan.
Informasi bisa disajikan secara ringkas dan jelas berupa gambar peta, yang dilampiri dengan laporan, memungkinkan para pemgambil keputusan untuk memusatkan perhatiannya pada masalah-masalah nyata dibanding dengan upaya memahami data. Karena produk GIS bisa dibuat secepatnya, dengan berbagai skenario, untuk kemudian dievaluasi secara efektif dan efisien.


Membantu membuat peta.
Peta merupakan kunci pada GIS. Proses untuk membuat (menggambar) peta dengan GIS jauh lebih fleksibel, bahkan dibanding dengan menggambar peta secara manual, atau dengan pendekatan kartografi yang serba otomatis.
Dimulai dengan membuat database. gambar peta yang sudah ada bisa digambar dengan digitizer, dan informasi tertentu kemudian bisa diterjemahkan ke dalam GIS. Database kartografi berbasis GIS dapat bersambungan dan bebas skala.
Peta-peta kemudian bisa diciptakan terpusat di berbagai lokasi, dengan sembarang skala, dan menunjukkan informasi terpilih, yang mencerminkan secara efektif untuk menjelaskan suatu karakteristik khusus.

Sifat-sifat sebuah atlas dan serangkaian peta dapat direkam pada program komputer, dan dibandingkan terhadap database pada akhir proses produksi. Produk digital digunakan untuk GIS yang lain bisa dilakukan dengan sederhana, hanya dengan membuat salinan data dari database. Pada organisasi yang besar, database topografi bisa dimanfaatkan untuk kerangka referensi oleh bagian yang lain.

Scomptec Mapping/GIS akan membantu Anda untuk mengatur terapan GIS untuk berbagai jenis aktivitas bisnis dan industri, termasuk:


Bank dan Finansial

Produk Konsumsi

Direct Marketing

Kesehatan

Asuransi

Real Estate/Facility Acquisition/Map

Restoran/Cepat Saji

Bisnis Eceran



Otomotif

Asosiasi Bisnis

Pusat Layanan Bisnis

Layanan Basis Data

Makanan dan Minuman

Industri Manufaktur

Bisnis Kecil

Biro Perjalanan/Wisata


Dan solusi GIS bagi industri tertentu :

Minyak/Gas dan Listrik/Air
Contoh aplikasi-aplikasi GIS untuk perusahaan minyak, gas dan distribusinya
Minyak dan Gas
Automated basemapping
Eksplorasi
Manajemen Persewaan
Pengeboran
Produksi
Manajemen Penyimpanan
Manajemen Kilang
Distribusi Produk
Manajemen Kapal Tanker

Pipa
Perencanaan dan Pemilihan Rute
Regulatory reporting
Construction
Emergency response
maps
Pipeline alignment sheet generation
Location maps
Risk assessment
Corrosion analysis
Asset profitability analysis
Supply and market analysis
Berintegrasi dengan
- CAD
- SCADA
- Document management
- Work order management


Telekomunikasi
Solusi GIS bagi perusahaan telekomunikasi, yang meliputi

Fasilitas dan pemetaan kawasan
Rute penempatan kabel
Pengembangan 'halaman kuning' secara elektronis
Aplikasi penanganan pelanggan
Pengembangan penyimpanan data
Pemilihan penempatan fasilitas
Sistem penanganan kegagalan sambungan


Transportasi

Manajemen Prasarana Transportasi
GIS digunakan untuk mengelola dan menganalisa berbagai informasi dengan geografi sebagai komponen utamanya. lebih dari 80 persen dari informasi digunakan untuk mengelola jalan, jalur kereta api, fasilitas pelabuhan, sebagai komponen utamanya.
GIS bisa dimanfaatkan untuk menentukan lokasi dari suatu peristiwa atau aset dan keterkaitannya atau kedekatannya antara satu dengan lainnya terhadap peristiwa atau aset yang lainnya, di mana hal tersebut merupakan faktor-faktor kritis yang harus diperhatikan untuk memutuskan suatu desain, pembangunan, atau pemeliharaan.

Manajemen logistik dan kendaraan
Sebuah kegiatan operasi yang efisien membutuhkan sebuah keputusan yang akurat dan tepat waktu. Misalnya mengetahui sedang berada di manakah kendaraan, pikup, atau aktivitas penghantaran pada saat itu, memungkinkan untuk pendayagunaan aset secara optimal dan penghematan. Kepuasan pelanggan, posisi yang bersaing, respons yang sigap, pendayagunaan yang efektif, serta kemungkinan untuk menghasilkan keuntungan di berbagai kemungkinan yang bisa diraih.

Manajemen Transit.
Perencanaan rute, pengiriman teknisi, analisa pelayanan, penanganan pemasaran dan hubungan komunitas, dan pola transit akan diperoleh keuntungan dengan cara melakukan pemahaman sebaik-baiknya terhadap kendaraan transit, rute perjalanan, dan fasilitas lokasi.
Rute perjalanan dapat dikelola secara langsung melalui database jaringan jalan dan dikaitkan terhadap pusat kependudukan dan karyawan, seperti pada sistem database dari sebuah skedul.


Lingkungan dan Geologi

Untuk membantu melakukan perlindungan terhadap lingkungan. Sebagai seorang profesional di bidang lingkungan, maka Anda dapat menafaatkan GIS untuk membuat peta, catatan populasi spesies, mengukur pengaruh lingkungan, serta menelusuri peristiwa keracunan dan polusi. Aplikasi GIS berkenaan dengan lingkungan, rasanya, hampir tanpa batas jumlahnya.


Pertanian, Kehutanan

Mengelola Produksi Tanaman
GIS dapat digunakan untuk membantu mengelola sumberdaya pertanian dan perkebunan seperti luas kawasan untuk tanaman, pepohonan, atau saluran air. Anda dapat menggunakan GIS untuk menetapkan masa panen, mengembangkan sistem rotasi tanam, dan melakukan perhitungan secara tahunan terhadap kerusakan tanah yang terjadi karena perbedaan pembibitan, penanaman, atau teknik yang digunakan dalam masa panen.

Mengelola Sistem Irigasi
Anda dapat menggunakan GIS untuk membantu memantau dan mengendalikan irigasi dari tanah-tanah pertanian. GIS dapat membantu memantau kapasitas sistem, katup-katup, efisiensi, serta distribusi menyeluruh dari air di dalam sistem.
Perencanaan dan riwayat sumberdaya kehutanan
Perencanaan dan riwayat manajemen pertanahan
Integrasinya dengan sistem hukum
Integrasinya dengan manajemen basis data relasional
Sistem-sistem


Pemerintahan
Berikut ini adalah berbagai contoh dari berbagai macam rancangan GIS dan layanan pengembangannya;
Catatan Pertanahan
- Pemetaan kavling
- Taksiran properti
- Integrasi multimedia
- Pusat Layanan umum
Manajemen Properti dan Fasilitas
- Pembebasan Tanah dan Peruntukannya
- Pembangunan dan Persediaan Perumahan
- Perencanaan Tataguna Tanah dan Pengaturannya
- Pemetaaan Rencana Umum dan Analisanya
- Pemetaan Kawasan dan Penjejakan Masalah
- Analisis Demografi dan Pemetaan
- Pembangunan Ekonomi
- Keterkaitannya dengan Sistem Perijinan
(
Rekayasa
- Pemetaan Pematusan dan Analisanya
- Pengkajian Subdivisi/Pemetaan Bagian-bagian
- Penataan rute jalan, sanitasi, pepohonan
trimming
Keselamatan Masyarakat
- Perencanaan persiapan keadaan darurat
- Respon dan Penanggulangan Keadaan Darurat
- Analisa Kriminal
- Perencanaan Patroli
- Pengaturan rute respon keadaan darurat
- Analisis penempatan fasilitas


Layanan yang bisa dilakukan oleh tim Scomptec meliputi

Perancangan strategi implementasi
Pengembangan aplikasi yang disesuaikan dengan kebutuhan
Pelatihan dan Dokumentasi
Pengaturan Konfigurasi Sistem/Jaringan dan Integrasinya
Evaluasi basis data, perancangan, dan pembuatannya
Staf Pembuat gambar dan Pemrograman

Trend Sistem Informasi dalam Dunia Perbankan

Perkembangan teknologi telekomunikasi dan informatika mengarah ke konvergensi dan dipicu oleh ketatnya kompetisi, melahirkan berbagai inovasi dan lompatan teknologi Telematika.

Paradigma diatas sangat mempengaruhi pola dan strategi bisnis, tidak terkecuali industri perbankan. Tuntutan keragaman, kemudahan, kecepatan dan harga jasa yang sangat murah semakin cepat mengemuka.

Bagi sektor perbankan yang sangat mengutamakan unsur kepercayaan dan efisiensi serta layanan berkualitas, perlu menata ulang bisnisnya dengan mencermati ketersediaan inovasi teknologi serta dampaknya bagi kelangsungan dan pertumbuhan bisnisnya.




Berikut diuraikan teknologi dan dampaknya bagi perbankan:


Internet

Merupakan jaringan media informasi global untuk umum berkecepatan tinggi, yang menghubungkan setiap PC dengan PC lain melalui modem.

Manajemen operasinya diatur melalui Penyedia Jasa Internet (ISP) yang terhubung dengan International Internet Gateway, sehingga setiap individu dengan PC yang dilengkapi modem dapat berkomunikasi, bertukar informasi atau hanya sebatas mencari informasi keseluruh belahan dunia.


Intranet

Jaringan komunikasi intuk keperluan internal, yang mampu membuat sesama karyawan dapat bertukar informasi dan bertukar pengetahuan ataupun media penyampaian informasi kebijakan perusahaan pengganti majalah, bulletin di internal perusahaannya (private network).


Extranet

Jaringan komunikasi yang dibangun dari saru perusahaan ke perusahaan lainnya untuk saling bertukar informasi, bertransaski dari dan ke supllier, pelanggan dan pelaku bisnis lainnya.

Entitas yang paling cepat tumbuh dalam fasilitas Internet, yang menyediakan fasilitas dan kemudahan dalam membuka atau mengirim informasi melalui saluran/ links “hypertext”.

Dengan entitas ini memudahkan setiap komputer yang terhubung ke Web secara cepat mendapat akses informasi umum dari setiap komputer lainnya di Internet, walaupun jumlah informasinya banyak atau dari tempat yang jauh.

ERP trend teknologi sistem informasi sekarang

Dari semua pengembangan teknologi sistem informasi dewasa ini, satu sistem informasi yang didesain untuk mendukung keseluruhan unit fungsional dari perusahaan adalah Enterprise Resource Planning atau ERP.

ERP adalah paket software yang memenuhi kebutuhan perusahaan dalam mengintegrasikan keseluruhan aktivitasnya, dari sudut pandang proses bisnis di dalam perusahaan atau organisasi tersebut.

Software ERP adalah salah satu sistem informasi yang tercanggih dan juga termahal yang bisa didapatkan pada awal abad 21 ini. Untuk dapat mengadopsi teknologi ERP, suatu perusahaan tidak jarang harus menyediakan dana hingga milyaran rupiah. Dana sebesar itu harus disediakan untuk investasi paket software ERP, hardware berupa server dan desktop, database dan operating system software, high performance network, hingga biaya konsultasi untuk implementasi. Meskipun dihalangi oleh biaya investasi yang besar, banyak perusahaan di dunia –termasuk Indonesia– seperti berlomba-lomba untuk mengadopsi system informasi ini. Hal ini karena paket software ERP yang diimplementasikan secara baik akan menghasilkan return terhadap investasi yang layak dan dalam waktu cepat.

Karena ERP menangani seluruh aktivitas dalam organisasi, ERP membawa budaya kerja baru dan integrasi dalam organisasi. ERP mengambil alih tugas rutin dari personel –dari tingkat operator hingga manajer fungsional– sehingga memberikan kesempatan kepada sumber daya manusia perusahaan untuk berkonsentrasi dalam penanganan masalah yang kritis dan berdampak jangka panjang. ERP juga membawa dampak cost efficiency yang signifikan dengan adanya integrasi dan monitoring yang berkelanjutan terhadap performance organisasi. Pendeknya, ERP bukan hanya suatu software semata, namun suatu solusi terhadap permasalahan informasi dalam organisasi.



Enterprise Resource Planning (ERP)

Enterprise Resource Planning (ERP) dapat didefinisikan sebagai software information system berbasis komputer yang dirancang untuk mengolah dan memanipulasi suatu transaksi di dalam organisasi dan menyediakan fasilitas perencanaan, produksi dan pelayanan konsumen yang real-time dan terintegrasi.

Keistimewaan ERP dibandingkan teknologi system informasi lainnya terletak pada sifatnya yang terintegrasi, sehingga ERP mampu mengatasi banyak permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan. Misalnya, manajemen material, masalah pengendalian mutu, produktivitas karyawan, pelayanan pelanggan, manajemen kas, masalah inventori, dan lain-lain. ERP system memberikan kepada organisasi penggunanya suatu model pengolahan transaksi yang terintegrasi dengan aktivitas di unit lain dalam organisasi, contohnya integrasi antara produksi dengan sumber daya manusia. Dengan mengimplementasikan proses bisnis standar perusahaan dan database tunggal (single database) yang mencakup keseluruhan aktivitas dan lokasi di dalam perusahaan, ERP mampu menyediakan integrasi di antara aktivitas dan lokasi tersebut.

Sebagai hasilnya, ERP system dapat mendorong ke arah kemampuan decision-making yang lebih baik dengan parameter yang terukur secara kuantitatif, seperti misalnya penurunan inventory level, pengurangan personel, percepatan pengolahan laporan keuangan, dan lain-lain.

Keunggulan ERP yang biasanya dijadikan alasan bagi perusahaan untuk mengimplementasikan ERP dalam system informasinya adalah :

- ERP mengitegrasikan aktivitas perusahaan Pemrosesan data di dalam ERP system terjadi secara cross-functional dengan data yang terhimpun dalam satu sistem sehingga menyebabkan hilangnya batas antar unit atau lokasi dalam organisasi.
-ERP memberikan kesempatan untuk mengadopsi best practice Paket software standard ERP terdiri dari ribuan atau bahkan lebih best practice dari proses bisnis yang dapat meningkatkan performance dan produktivitas perusahaan bila diimplementasikan
- ERP memberikan kemampuan standarisasi dalam organisasi Standarisasi yang dimaksud adalah penyamaan proses bisnis di lokasi-lokasi yang berbeda di dalam satu perusahaan untuk kepentingan efisiensi dan konsistensi image terhadap konsumen
- ERP menghindarkan terjadinya information asymmetry Karena ERP menggunakan single database, maka akan menghindarkan terjadinya monopoli informasi di suatu unit organisasi, meningkatkan kemampuan kontrol, meningkatkan kemampuan decision-making dan menghindarkan pekerjaan yang sia-sia dalam penyiapan informasi atau input data di lebih dari satu tempat
- ERP menyediakan informasi secara real-time dan on-line Dimungkinkan dengan terhubungnya semua end-user perusahaan dalam satu sistem informasi secara on-line
- ERP memberikan keleluasaan untuk mengakses data perencanaan dan controlling secara simultan Dengan penggunaan single database, semua user dalam organisasi dapat mengakses suatu data secara simultan, memberikan kemampuan perencanaan dan controlling yanglebih konsisten
- ERP memberikan fasilitas komunikasi dan kolaborasi di dalam satu perusahaan
- ERP memberikan kemampuan kepada user dari berbagai fungsi dan lokasi dalam organisasi untuk berkomunikasi dan kolaborasi dengan adanya proses yang saling berhubungan. Adanya proses yang standar juga mengurangi potensi konflik.
- ERP memberikan fasilitas komunikasi dan kolaborasi antar perusahaan

Trend bisnis modern saat ini adalah untuk mengintegrasikan database organisasi kepada organisasi partner untuk kepentingan procurement atau yang lain. Untuk mendukung keperluan tersebut, diperlukan single repository (data storage) bagi seluruh organisasi yang terlibat, dan kemampuan ini dimiliki oleh ERP.

ERP Sebagai trend teknologi sistem informasi

Dari semua pengembangan teknologi sistem informasi dewasa ini, satu sistem informasi yang didesain untukmendukung keseluruhan unit fungsional dari perusahaan adalah Enterprise Resource Planning atau ERP. ERPadalah paket software yang memenuhi kebutuhan perusahaan dalam mengintegrasikan keseluruhanaktivitasnya, dari sudut pandang proses bisnis di dalam perusahaan atau organisasi tersebut.Software ERP adalah salah satu sistem informasi yang tercanggih dan juga termahal yang bisa didapatkan padaawal abad 21 ini. Untuk dapat mengadopsi teknologi ERP, suatu perusahaan tidak jarang harus menyediakandana hingga milyaran rupiah. Dana sebesar itu harus disediakan untuk investasi paket software ERP,hardware berupa server dan desktop, database dan operating system software, high performance network,hingga biaya konsultasi untuk implementasi. Meskipun dihalangi oleh biaya investasi yang besar,banyak perusahaan di dunia –termasuk Indonesia– seperti berlomba-lomba untuk mengadopsi sisteminformasi ini. Hal ini karena paket software ERP yang diimplementasikan secara baik akan menghasilkan returnterhadap investasi yang layak dan dalam waktu cepat. Karena ERP menangani seluruh aktivitas dalam organisasi, ERP membawa budaya kerja baru danintegrasi dalam organisasi. ERP mengambil alih tugas rutin dari personel –dari tingkat operator hinggamanajer fungsional– sehingga memberikan kesempatan kepada sumber daya manusia perusahaan untukberkonsentrasi dalam penanganan masalah yang kritis dan berdampak jangka panjang. ERP juga membawa dampakcost efficiency yang signifikan dengan adanya integrasi dan monitoring yang berkelanjutan terhadapperformance organisasi. Pendeknya, ERP bukan hanya suatu software semata, namun suatu solusi terhadappermasalahan informasi dalam organisasi.Enterprise Resource Planning (ERP)Enterprise Resource Planning (ERP) dapatdidefinisikan sebagai software information systemberbasis komputer yang dirancang untuk mengolah danmemanipulasi suatu transaksi di dalam organisasi danmenyediakan fasilitas perencanaan, produksi danpelayanan konsumen yang real-time dan terintegrasi.(O’Leary, 2000)Secara khusus, sistem ERP dapat dikatakan mempunyaikarakteristik sebagai berikut (O’Leary, 2000):· Dirancang sebagai software bertipe client-server,baik secara tradisional maupun berbasis web· Mengintegrasikan sebagian besar atau mayoritasproses bisnis dalam organisasi· Mempunyai kemampuan untuk mengolah sebagian besartransaksi yang terjadi dalam perusahaan· Menggunakan enterprise-wide database yang merekamsetiap data sebanyak satu kali· Data dapat diakses secara real-time· Mempunyai kemampuan untuk mengintegrasikanperencanaan dan eksekusi transaksi Karakteristik yang juga dimiliki oleh sebagiansoftware ERP adalah:· Mendukung sistem informasi dalam multi-kurs danmulti bahasa· Mempunyai solusi spesifik untuk suatu industri· Dapat dicustomisasi tanpa merubah bahasa programJacobs dan Whybark (2000) secara singkatmendeskripsikan ERP sebagai pengintegrasian seluruhresources di dalam organisasi (enterprise) dari sudutpandang informasi.Beberapa macam paket software ERP (of the shelf) yangpopuler di pasaran di antaranya (Akerkar, 2002) :· BaaN· MFG/PRO· Marshal· MAMIS· JD Edwards· Oracle· SAP Keistimewaan ERP dibandingkan teknologi sisteminformasi lainnya terletak pada sifatnya yangterintegrasi, sehingga ERP mampu mengatasi banyakpermasalahan yang dihadapi oleh perusahaan. Misalnya,manajemen material, masalah pengendalian mutu,produktivitas karyawan, pelayanan pelanggan, manajemen \nkas, masalah inventori, dan lain-lain.\t\n\tERP system memberikan kepada organisasi penggunanya\nsuatu model pengolahan transaksi yang terintegrasi\ndengan aktivitas di unit lain dalam organisasi,\ncontohnya integrasi antara produksi dengan sumber daya\nmanusia. Dengan mengimplementasikan proses bisnis\nstandar perusahaan dan database tunggal (single\ndatabase) yang mencakup keseluruhan aktivitas dan\nlokasi di dalam perusahaan, ERP mampu menyediakan\nintegrasi di antara aktivitas dan lokasi tersebut.\nSebagai hasilnya, ERP system dapat mendorong ke arah\nkemampuan decision-making yang lebih baik dengan\nparameter yang terukur secara kuantitatif, seperti\nmisalnya penurunan inventory level, pengurangan\npersonel, percepatan pengolahan laporan keuangan, dan\nlain-lain. (O’Leary, 2000)\n\tKeunggulan ERP yang biasanya dijadikan alasan bagi\nperusahaan untuk mengimplementasikan ERP dalam sistem\ninformasinya adalah (O’Leary, 2000):\n·\tERP mengitegrasikan aktivitas perusahaan\n\tPemrosesan data di dalam ERP system terjadi secara\ncross-functional dengan data yang terhimpun dalam satu\nsistem sehingga menyebabkan hilangnya batas antar unit\natau lokasi dalam organisasi\n·\tERP memberikan kesempatan untuk mengadopsi best\npractice\n\tPaket software standard ERP terdiri dari ribuan atau\nbahkan lebih best practice dari proses bisnis yang\ndapat meningkatkan performance dan produktivitas\nperusahaan bila diimplementasikan\n·\tERP memberikan kemampuan standarisasi dalam \norganisasi\n\tStandarisasi yang dimaksud adalah penyamaan proses\nbisnis di lokasi-lokasi yang berbeda di dalam satu\nperusahaan untuk kepentingan efisiensi dan konsistensi\nimage terhadap konsumen\n·\tERP menghindarkan terjadinya information asymetry\n\tKarena ERP menggunakan single database, maka akan\nmenghindarkan terjadinya monopoli informasi di suatu\nunit organisasi, meningkatkan kemampuan kontrol,\nmeningkatkan kemampuan decision-making dan",1] ); //-->kas, masalah inventori, dan lain-lain. ERP system memberikan kepada organisasi penggunanyasuatu model pengolahan transaksi yang terintegrasidengan aktivitas di unit lain dalam organisasi,contohnya integrasi antara produksi dengan sumber dayamanusia. Dengan mengimplementasikan proses bisnisstandar perusahaan dan database tunggal (singledatabase) yang mencakup keseluruhan aktivitas danlokasi di dalam perusahaan, ERP mampu menyediakanintegrasi di antara aktivitas dan lokasi tersebut.Sebagai hasilnya, ERP system dapat mendorong ke arahkemampuan decision-making yang lebih baik denganparameter yang terukur secara kuantitatif, sepertimisalnya penurunan inventory level, penguranganpersonel, percepatan pengolahan laporan keuangan, danlain-lain. (O’Leary, 2000)Keunggulan ERP yang biasanya dijadikan alasan bagiperusahaan untuk mengimplementasikan ERP dalam sisteminformasinya adalah (O’Leary, 2000):· ERP mengitegrasikan aktivitas perusahaanPemrosesan data di dalam ERP system terjadi secaracross-functional dengan data yang terhimpun dalam satusistem sehingga menyebabkan hilangnya batas antar unitatau lokasi dalam organisasi· ERP memberikan kesempatan untuk mengadopsi bestpracticePaket software standard ERP terdiri dari ribuan ataubahkan lebih best practice dari proses bisnis yangdapat meningkatkan performance dan produktivitasperusahaan bila diimplementasikan· ERP memberikan kemampuan standarisasi dalam organisasiStandarisasi yang dimaksud adalah penyamaan prosesbisnis di lokasi-lokasi yang berbeda di dalam satuperusahaan untuk kepentingan efisiensi dan konsistensiimage terhadap konsumen· ERP menghindarkan terjadinya information asymetryKarena ERP menggunakan single database, maka akanmenghindarkan terjadinya monopoli informasi di suatuunit organisasi, meningkatkan kemampuan kontrol,meningkatkan kemampuan decision-making dan \nmenghindarkan pekerjaan yang sia-sia dalam penyiapan\ninformasi atau input data di lebih dari satu tempat\n·\tERP menyediakan informasi secara real-time dan\non-line\n\tDimungkinkan dengan terhubungnya semua end-user\nperusahaan dalam satu sistem informasi secara on-line\n·\tERP memberikan keleluasaan untuk mengakses data\nperencanaan dan controlling secara simultan\n\tDengan penggunaan single database, semua user dalam\norganisasi dapat mengakses suatu data secara simultan,\nmemberikan kemampuan perencanaan dan controlling\nyanglebih konsisten\n·\tERP memberikan fasilitas komunikasi dan kolaborasi\ndi dalam satu perusahaan\n\tERP memberikan kemampuan kepada user dari berbagai\nfungsi dan lokasi dalam organisasi untuk berkomunikasi\ndan kolaborasi dengan adanya proses yang saling\nberhubungan. Adanya proses yang standar juga\nmengurangi potensi konflik.\n·\tERP memberikan fasilitas komunikasi dan kolaborasi\nantar perusahaan\n\tTrend bisnis modern saat ini adalah untuk\nmengintegrasikan database organisasi kepada organisasi\npartner untuk kepentingan procurement atau yang lain.\nUntuk mendukung keperluan tersebut, diperlukan single\nrepository (data storage) bagi seluruh organisasi yang\nterlibat, dan kemampuan ini dimiliki oleh ERP.\n\nMSY\nhttp://www.ipoms.or.id\n\n__________________________________________________\nDo You Yahoo!?\nTired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around \nhttp://mail.yahoo.com \n\n\n \n\n \n __._,_.___\n \n \n \n ",1] ); //-->menghindarkan pekerjaan yang sia-sia dalam penyiapaninformasi atau input data di lebih dari satu tempat· ERP menyediakan informasi secara real-time danon-lineDimungkinkan dengan terhubungnya semua end-userperusahaan dalam satu sistem informasi secara on-line· ERP memberikan keleluasaan untuk mengakses dataperencanaan dan controlling secara simultanDengan penggunaan single database, semua user dalamorganisasi dapat mengakses suatu data secara simultan,memberikan kemampuan perencanaan dan controllingyanglebih konsisten· ERP memberikan fasilitas komunikasi dan kolaborasidi dalam satu perusahaanERP memberikan kemampuan kepada user dari berbagaifungsi dan lokasi dalam organisasi untuk berkomunikasidan kolaborasi dengan adanya proses yang salingberhubungan. Adanya proses yang standar jugamengurangi potensi konflik.· ERP memberikan fasilitas komunikasi dan kolaborasiantar perusahaanTrend bisnis modern saat ini adalah untukmengintegrasikan database organisasi kepada organisasipartner untuk kepentingan procurement atau yang lain.Untuk mendukung keperluan tersebut, diperlukan singlerepository (data storage) bagi seluruh organisasi yangterlibat, dan kemampuan ini dimiliki oleh ERP

Peran XML Dalam Sistem Informasi Bidang Geografis


Kita telah mengenal berbagai format proprietary dari aplikasi-aplikasi SIG yang berbeda-beda, baik dari segi vendor-nya maupun perbedaan versi dari tiap format. Lumrah saja, karena tiap vendor menginginkan format yang efisien dan sesuai dengan aplikasi yang mereka buat. Terdapat fungsi dan aplikasi untuk korvesi antar format, tapi tidak selalu memadai karena ada keunikan dari tiap format yang belum tentu dapat dikonversi ke format lain.
Hal ini juga menjadi hambatan untuk webmapping , karena setiap aplikasi akan memerlukan client environment yang berbeda-beda pula. Tidak semua orang bersedia menginstall software tersendiri (applet khusus, plug-ins tertentu dll) bagi tiap aplikasi webmap yang ingin mereka lihat.
Karena perbedaan format menghambat pemanfaatan data geografis secara lebih luas, diperlukan cara pertukaran data yang dapat dipahami secara global. Fungsi ini dapat dipenuhi oleh XML (eXtensible Markup Language).

eXtensible Markup Language
XML adalah bahasa markup yang menyediakan sintaks yang lentur (dapat dikembangkan sesuai kebutuhan) dan independen (tidak tergantung sistem platform). Jadi sesuai untuk sarana pertukaran data antar berbagai ragam sistem, baik lewat internet atau jalur lain [1].
Format ini merupakan rekomendasi dari World Wide Web Consortium. XML memungkinkan untuk memuat baik data koordinat, data penyerta dan instruksi yang menyatakan jenis perlakuan terhadap data tersebut. Perlakuan itu dapat berupa transformasi data ke bentuk lain ataupun untuk menyatakan bagaimana data ditampilkan.
Penggunaan XML memungkinkan penerapan internet SIG dalam bentuk yang lebih terbuka, murah dan beragam tapi tetap kompatibel. Hal tersebut dapat diwujudkan oleh beberapa subset/turunan dari XML, yaitu SVG, XSL dan GML. Dunia XML memang penuh dengan akronim tiga huruf yang kadang membingungkan, untuk itu masing-masing akan coba dipaparkan secara singkat.

Scalable Vector Graphics
Untuk keperluan SIG, tentunya diperlukan format untuk tampilan data spasial. Karena XML bersifat general, maka untuk keperluan grafis diperkenalkan suatu subset XML yaitu SVG (Scalable Vector Graphics), suatu standar terbuka untuk grafik 2D yang merupakan rekomendasi dari W3C [2].
Peta Geologi gabungan vektor dan raster[15]
Hasil pemilu dalam SVG.[16]
Penggunaan SVG dalam SIG telah memberikan dampak terutama terhadap aplikasi webmap. Contoh tampilan webmap interaktif yang menggunakan SVG sudah cukup banyak saat ini, seperti gambar di kiri.
SVG memungkinkan penggunaan vektor yang memberikan banyak keunggulan dibanding format raster yang selama ini kita kenal. SVG juga dilengkapi dengan SVG DOM (Document Object Model) untuk membuat peta yang interaktif. Terdapat juga spesifikasi untuk mobile devices (SVG tiny) [2] dan browser phones (pSVG) [8,9]. SVG juga dapat dikompresi sehingga menurunkan ukuran transfer secara signifikan.
Dengan kemampuan SVG untuk memuat data vektor, bitmap dan teks, orang akan menganggap hanya dengan SVG sudah cukup. Dan memang saat ini sudah banyak contoh webmap yang menggunakan SVG, baik untuk tampilan dan data penyertanya [7].
Walau demikian, ada beberapa hal yang tidak tercakup dalam spesifikasi SVG. Misalnya mengenai standar link feature terhadap data, sistem referensi spasial yang digunakan, feature buffer atau standar skema data spasial.Memang sengaja tidak dicakup karena SVG adalah suatu format grafis umum yang tidak hanya digunakan untuk aplikasi SIG, sehingga pertukaran data secara terbuka akan rumit jika hanya mengandalkan SVG. Untuk itu diperlukan subset XML lain, yaitu GML.
Geographic Markup Language
GML adalah suatu subset XML untuk transformasi dan penyimpanan informasi geografis, baik data spatial ataupun non spatial dari suatu obyek geografis. GML adalah spesifikasi dari OpenGIS Consortium.
Komponen untuk layanan feature geografis[5]
GML menyediakan framework yang terbuka dan independen untuk mendefinisikan obyek dan skema dari suatu aplikasi SIG. Hal ini meningkatkan kemampuan untuk berbagi skema dan informasi geografis [5]. Format ini juga berperan penting dalam implementasi Web Feature Server (WFS).
WFS adalah suatu modul yang mengimplementasikan interface standar untuk operasi data spasial yang berada dalam suatu datastore [5]. Datastore tersebut dapat berupa general SQL database, flat XML file, spasial database, proprietary format dll, dan manipulasi terhadap datanya dapat dilakukan melalui Web. HTTP server adalah server yang dapat melayani HTTP request. Aplikasi klien adalah aplikasi yang berkomunikasi dengan web server menggunakan HTTP, misalnya suatu browser.
Standar yang interoperable mempermudah klien dalam menggunakan web sebagai sarana mengakses data geografis dan servis geografis lainnya. Tentu saja, GML hanya mengatur mengenai skema dan penulisan data spasial, sedangkan untuk menampilkannya dapat menggunakan SVG.

Extensible Stylesheet Language
XSL merupakan subset dari XML yang direkomendasikan W3C untuk mendefinisikan stylesheets [3]. Suatu dokumen XML dengan struktur tertentu dapat diproses oleh suatu XSL stylesheet menjadi bentuk lain yang diinginkan. Karena XSL adalah bahasa prosedural, XSL hanya berfungsi jika diterjemahkan menggunakan XSL Transformation (XSLT) [4].
XSL dipergunakan untuk mentransformasikan data (GML) menjadi tampilan grafis di klien (SVG). Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan prosesor untuk XSLT seperti Xalan atau Saxon. Di server hal ini dapat dilakukan secara otomatis untuk menghasilkan SVG. Sedangkan di sisi klien hal ini - paling tidak saat ini - masih harus dilakukan secara manual, karena browser belum memberikan keleluasaan untuk itu.
Cara lain untuk mengubah GML menjadi SVG, adalah dengan langsung mengakses Document Object Model, baik di server ataupun di klien. Di server, dapat dilakukan dengan menggunakan servlet, atau server scripts, atau aplikasi lain yang mampu mengakses DOM dari suatu dokumen XML. Di sisi klien, cara yang paling mudah adalah dengan menggunakan EcmaScript.

Peta dengan XML
Jika melihat format XML yang berupa tag-tag dalam bentuk teks, akan sulit membayangkan membuat aplikasi SIG berdasarkan XML. Tapi XML bukanlah bahasa pemrograman, melainkan data yang diproses oleh User Agent (aplikasi di server, browser dll) dengan instruksi tertentu.
Jika kita sudah memiliki data GML (baik berupa file yang dihasilkan suatu aplikasi atau stream dari web), data tersebut harus diolah lebih lanjut agar dapat ditampilkan. Dalam GML dimungkinkan untuk merujuk pada suatu skema data sehingga pemrosesan GML dilakukan berdasarkan skema tersebut. GML kemudian dapat ditransformasikan menggunakan XSL-XSLT, yang dapat dilakukan baik di server (misalnya Cocoon) atau secara lokal (misalnya menggunakan Saxon, atau parsing menggunakan clientside script). Di masa datang diharapkan XSL dapat dilaksanakan langsung di browser.
Setelah melalui proses transformasi, file GML akan menjadi SVG yang dapat dilihat menggunakan browser. (contoh file GML, XSL dan SVG dapat dilihat di bagian akhir). Saat ini, SVG di browser masih memerlukan plug-ins, karena SVG masih merupakan format yang baru, sehingga membutuhkan waktu bagi pembuat browser untuk mengadopsi-nya. Kecuali anda menggunakan browser khusus SVG seperti Amaya atau Batik.
Proses tersebut, mulai dari data, proses dan output semuanya berupa dokumen XML. Hal lainnya adalah proses ini dapat dilakukan menggunakan software-software opensource.
Sekilas muncul pertanyaan, mengapa tidak langsung menghasilkan SVG dari database atau aplikasi lainnya? Mengapa harus melalui GML?[18] Ilustrasi berikut mengenai Web Feature Server mungkin dapat membantu.




Konsep penggunaan XML dan pertukaran data
Penggunaan format XML (dalam hal ini GML) sangat penting karena berfungsi sebagai jembatan, terutama untuk penerapan Web Feature Server[14].
Dari binary ke teks
Sampai di sini mungkin masih ada yang mengganjal. Bagaimana mengubah data-data SIG yang sudah ada dan umumnya dalam bentuk binary ke XML? Hal ini masih harus dilakukan karena saat ini data-data SIG umumnya adalah dalam format proprietary (shapefile/dbf, mif/mid dll) yang berupa binary.
Beberapa cara yang dilakukan antara lain :
Dapat menggunakan bahasa pemrograman/script yang terdapat pada aplikasi SIG untuk mengambil data-data dan menghasilkan format XML (misalnya avenue pada ArcView 3.x, VB pada ArcGIS, atau mapBasic pada MapIfo).
Memasukkan data SIG dalam database, dan membuat file XML baik dengan fungsi yang ada pada database atau dengan bantuan aplikasi lain (PHP, perl, JSP, XSQL, XSL dll) [10].
Jika tidak memiliki software SIG, dapat membuat sendiri program yang membaca format binary, kemudian dieksport ke XML atau database. Ada juga aplikasi opensource maupun komersial yang dapat melakukan hal ini untuk beberapa format binary SIG [13].
Menggunakan aplikasi yang berjalan di server untuk membaca format binary dan langsung di-stream melalui web dalam bentuk GML.
Di masa datang hal ini akan lebih mudah, karena vendor applikasi SIG akan mengadopsi format XML atau turunannya baik untuk proses import atau export. Selain itu perkembangan teknologi GPS memungkinkan untuk langsung memproses data koordinat [11].
XML bukan hanya sekedar suatu format data, dan memang tidak didesain sebagai format penyimpanan semata. Data-data aplikasi SIG besar kemungkinan akan tetap menggunakan format proprietary, karena masing-masing vendor aplikasi SIG mempunyai pertimbangannya masing-masing (efisiensi, investasi yang ditanam dalam format tsb, proteksi dll). XML lebih berguna sebagai sarana pertukaran baik offline atau online.
Untuk database, perlu dipertimbangkan bahwa data XML bersifat hirarkis, sedangkan database relational. Selain itu database saat ini sudah ada yang memiliki kemampuan spasial. Jadi penyimpanan di database akan lebih memadai, dan struktur database-nya terserah kepada masing-masing pihak. Hasil query dapat disusun dan dikirim kepada klien dalam format XML tertentu yang sesuai [10].

Keuntungan penggunaan XML dalam SIG
Dengan segala kerepotan ini, keuntungan apa yang dapat diambil? Banyak sekali.
Format yang berupa standar terbuka.
Peta berbasiskan vektor dengan kualitas grafis yang baik.
Fasilitas DOM untuk modifikasi dokumen dan interaksi dengan pengguna.
Lebih hemat bandwith.
Extensible dengan berbagai teknologi di server (servlets, JSP, ASP, PHP, Pearl dll).
Konfigurasi sistem klien yang generik dan fleksibel.
Penerapan konsep pemisahan isi dari style, berarti memudahkan manajemen data.
Implementasi SIG yang tidak memerlukan biaya besar, lebih terjangkau oleh semua pihak.
Klien yang berdasarkan pada interface standar memungkinkan koneksi ke berbagai server, database, web service dll.
Memungkinkan adanya desentralisasi data geografis dengan pendekatan bottom up [6].
Data yang terdistribusi di berbagai tempat dapat diekstrak kemudian diintegrasikan secara mudah, selama tetap menggunakan format pertukaran standar.
Membuka peluang bagi terciptanya Sistem Informasi Kolaboratif [12].
Integrasi dengan non-GIS software, karena XML merambah ke semua bidang. Basis pengguna SIG bertambah luas.
Interaksi SIG dengan bidang lain secara lebih luas, dan penggunaan SIG untuk bidang yang selama ini belum terjamah SIG.
Beberapa keuntungan diatas memang dapat tercapai jika penggunaan XML telah diadopsi secara luas, yang diyakini hanya masalah waktu saja.

Hambatan
- Penggunaan XML belum mencapai tahap massal.- SVG masih belum disupport secara native di beberapa browser, jadi saat ini masih memerlukan plugins.Hal diatas memang wajar terjadi karena ada rentang waktu yang diperlukan dalam setiap pengadopsian teknologi baru.- Masalah HAKI, tidak semua data disediakan untuk publik.- Masalah organisasi dari institusi/badan/perusahaan untuk berkolaborasi bersama-sama.- Kesenjangan teknologi informasi yang kita alami di Indonesia (istilah gagahnya adalah digital divide), baik di tingkat bawah, menengah dan atas.

Penutup
Seperti juga pada bidang lain, XML akan membawa SIG kepada penerapan standar terbuka yang memudahkan akses dan pertukaran data geografis. Hal ini memungkinkan terciptanya kerjasama yang lebih terintegrasi antara pihak-pihak yang langsung terkait dengan SIG, juga dengan pihak lain yang selama ini belum memanfaatkan dan dimanfaatkan untuk SIG.Sisi lain adalah penerapan yang mudah dan murah akan bermanfaat terutama bagi yang memiliki sumberdaya terbatas. Bertambahnya pengguna SIG akan mendorong pengembangan SIG dari bawah, dengan partisipasi aktif masyarakat dalam melakukan self-survey SIG[17].

Apotek Dengan Sistem Informasi Manajemen (SIM)

Apotek Dengan Sistem Informasi Manajemen (SIM)
SIM Apotek (Drugstore Software / Software Apotek / Perangkat Lunak Untuk Apotek) dibuat untuk menangani bagian point of sales kasir dan inventori dari suatu apotek, yaitu dengan cara menyediakan kemampuan untuk menangani transaksi beli dan jual secara resep dan non resep (untuk apotek yang merangkap sebagai swalayan) yang dibayar tunai ataupun kredit. Juga untuk menyajikan laporan laporan sehingga keputusan yang diambil manajer lebih tepat sasaran.
Sistem applikasi ini dirancang untuk digunakan secara mudah baik dengan keyboard dan mouse atau dengan barcode scanner sebagai alat memasukkan data. Sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan cepat. Laporan yang disediakan ada dua macam yaitu laporan standar yang terdiri dari 17 macam dan laporan statistik / analisa trend yang terdiri dari 4 macam. Dengan banyaknya laporan yang disediakan, maka akan cukup untuk memenuhi lingkup proses di apotek. Masing masing tipe laporan tersebut bisa dihasilkan dengan rentang waktu yang flexible yang bisa ditentukan sendiri, sehingga memudahkan untuk pengamatan hasil kerja atau berjalannya manajemen dari apotek.
Kelebihan – kelebihan (lebih detail ada dibagian bawah) yang diperoleh apotek dengan menggunakan SIM ini adalah :
membutuhkan waktu yang lebih singkat dalam melayani transaksi pembayaran, karena SIM atau mesin kasir dapat menghitung secara automatis
Pemantauan inventori / stok obat yang ada dapat dilakukan secara cepat
Pengambilan keputusan yang lebih tepat sasaran, misalnya pemilihan produk / obat obat mana saja yang lebih diperbanyak karena dengan menggunakan laporan statistik, bisa diketahui produk / obat obat mana saja yang paling diminati masyarakat (paling laris).

Konsep Sistem Informasi

BAB I

KONSEP DASAR
Merupakan fakta di jaman teknologi modern seperti ini teknologi informasi dapat
berperan besar pada semua jenis usaha untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
proses bisnis, pengambilan keputusan managerial, dan hubungan kerja antar grup yang
dapat memperkuat daya saing mereka pada pasar saat ini yang berkembang cepat.

A. DEFINISI

A.1 Pengertian Sistem

Sistem dapat didefinisikan sebagai sekelompok unsur yang saling berhubungan dan
membentuk satu kesatuan. Dalam hubungannya dengan sistem informasi, konsep sistem
dapat dijelaskan sebagai sekelompok komponen yang saling berhubungan dan bekerja
sama untuk mencapai tujuan yang sama dengan menerima input dan memproduksi output
dalam sebuah proses transformasi yang terorganisasi.
A.2 Sistem Informasi

Merupakan kombinasi yang teratur antara people, hardware, software,
communication network dan data resources (kelima unsur ini disebut komponen sistem
informasi) yang mengumpulkan, merubah dan menyebarkan informasi dalam organisasi.

A.3 Kerangka Kerja Sistem Informasi

Sistem informasi berhubungan dengan banyak teknologi yang kompleks, behavioral
concept, dan aplikasi khusus pada area bisnis dan non bisnis yang tidak terhitung
banyaknya.

A.4 Data vs Informasi

Data pada dasarnya merupakan fakta atau hasil pengamatan yang belum diolah.
Misalnya jumlah penjualan suatu jenis barang pada suatu toko, harga berbagai jenis saham
dalam satu pasar modal, dll.
Sedangkan informasi merupakan data yang telah diolah lebih lanjut. Dalam contoh
diatas apabila pemilik toko mengumpulkan data penjualan barang tersebut dalam 1 bulan,
maka ia akan dapat menghitung rata-rata mingguan penjualan barang tersebut sehingga
dapat membuat keputusan berapa jumlah barang yang harus dipesan ulang setiap minggu.

B. AKTIVITAS SISTEM INFORMASI

Aktivitas proses pengolahan informasi pada dasarnya terbagi atas aktivitas input,
proses, output, storage, dan control.

C. KUALITAS INFORMASI

Informasikan yang kita butuhkan adalah yang berkualitas tinggi, biasanya diukur
dalam 3 dimensi berikut : Dimensi Waktu : Informasi harus ada saat dibutuhkan (timeliness), selalu
up-to-date (currency), disajikan berkali-kali sebanyak dibutuhkan
(frequency), dan dapat menyajikan untuk periode sekarang-masa lalu-masa
datang (time period). Dimensi Content : Informasi harus bebas dari kesalahan (accuracy), harus
berhubungan dengan kebutuhan penggunanya pada situasi tertentu
(relevance), disajikan secara lengkap (completeness), hanya yang
dibutuhkan yang disajikan (conciseness), dapat disajikan untuk lingkungan
luas maupun terbatas atau internal/external fokus (scope), dapat
menunjukkan kinerja dengan pengukuran aktivitas yang telah diselesaikan-
kemajuan yang telah dicapai-sumber daya yang terkumpul (performance). Dimensi Bentuk : Informasi harus dapat disajikan dalam bentuk yang mudah
dimengerti (clarity), dapat disajikan secara detail atau ringkasan (detail),
dapat diatur dalam urutan tertentu (order), dapat disajikan secara narative-
angka-grafik-lainnya (presentation), dapat disajikan dalam media cetak-
video display-media lain (media).

D. PERAN UTAMA PENERAPAN SISTEM INFORMASI DALAM BISNIS

Terdapat 3 peran utama sistem informasi dalam bisnis yaitu : Mendukung proses bisnis dan operasional Mendukung pengambilan keputusan Mendukung strategi untuk keunggulan kompetitif

E. TREND SISTEM INFORMASI

Aplikasi bisnis dari sistem informasi telah berkembang secara pesat dari tahun ke
tahun seperti terlihat pada tabel di bawah :
Perkembangan Peranan SI Dalam Bisnis dan Manajemen
Electronic Business and Commerce : 1990-2000an
E-Business & E-Commerce
Strategic and End User Support : 1980-1990an
Computing support untuk produktivitas end user
dan kerjasama antar grup
Executive Information Systems (EIS)
Expert Systems
Strategic Information Systems
Decision Support : 1970an-1980an
Decision Support Systems (DSS)
Management Reporting : 1960an-1970an
Management Information Systems (MIS)
Data Processing : 1950an-1960an
Electronic Data Processing Systems (EDP)


Tabel 1.6 Perkembangan Aplikasi Bisnis dari Sistem Informasi
Pada tahun 1950an-1960an tugas sistem informasi bisa dibilang sederhana yaitu
bersifat electonic data processing (EDP) seperti pencatatan transaksi, penyimpanan data,
accounting dll.
Pada tahun 1960an muncullah konsep Sistem Informasi Manajemen yang
mengarahkan sistem informasi pada pengembangan aplikasi bisnis yang menghasilkan
laporan management yang standar (predifined) dan pada akhirnya menyediakan informasi
yang diperlukan bagi para manager untuk pengambilan keputusan.
Tahun 1970an merupakan saksi bahwa informasi standar yang dihasilkan sistem
informasi manajemen sebelumnya ternyata belum dapat membantu manajemen dalam
pengambilan keputusan. Maka lahirlah konsep Decision Support Systems (DSS) yang

Konsep Dasar Sistem Informasi Manajemen
tugasnya memberikan dukungan nyata dan interaktif pada proses pengambilan
keputusannya.
Pada tahun 1980an muncullah beberapa tugas baru dari sistem informasi seperti
penggunaan komputer oleh end user untuk membantu tugas mereka tanpa perlu menunggu
bantuan dari information services department, munculnya sistem informasi yang
memberikan informasi penting pada top executive setiap saat sesuai format yang mereka
inginkan(Executive Information Systems), serta lahirnya Expert Systems yang mengandung
Artificial Intelligence sehingga expert systems tadi bisa bertindak seperti konsultan ahli
pada beberapa bidang terbatas. Hal ini semakin berkembang dengan lahirnya Strategic
Information Systems dimana teknologi informasi menjadi komponen integral dari proses
bisnis, produk dan jasa yang membantu perusahaan mencapai competitive advantage di
pasar global.
Terakhir adalah perkembangan internet, intranet dan extranet yang sangat pesat
di tahun 1990an yang merubah kemampuan sistem informasi dalam bisnis.

F. TIPE SISTEM INFORMASI

Sebenarnya sistem informasi dapat digolongkan dalam beberapa cara. Disini kita akan
membaginya menjadi operation dan management information systems seperti pada

G. PENGEMBANGAN SOLUSI BISNIS/IT

Pengembangan solusi Information System untuk mengatasi problem bisnis
merupakan kewajiban para profesional bisnis sekarang. Karena lingkungan bisnis terus
berkembang, maka solusi bisnis di masa lalu mungkin perlu mengalami pengembangan
sehingga tetap up-to-date. Pengembangan SI pada dasarnya melibatkan beberapa tahap
yang berulang (siklus) yaitu :

Namun demikian perlu juga disadari bahwa dalam lingkungan sistem informasi
yang menggunakan komputer, meskipun sangat tergantung pada teknologi informasi
namun semuanya didesain, dioperasikan, dan digunakan oleh orang yang berada pada
berbagai jenis organisasi dan lingkungan bisnis. Oleh karena itu sukses atau tidaknya
sistem informasi tidak hanya diukur dari efisiensi berdasarkan minimasi biaya, waktu, dan
information resources saja. Keberhasilan seharusnya juga diukur dari efektivitas teknologi
informasi dalam mendukung strategi bisnis, menjalankan bisnis proses, memperbaiki
struktur dan budaya organisasi, dan meningkatkan nilai konsumen dan nilai bisnis dari
perusahaan.

Pemasukan Data Dalam Sistem Informasi Geografi (SIG)


Seperti yang telah kita ketahui bersama, ada 4 proses penting dalam Sistem Informasi Geografi yaitu pemasukan data, manajemen data, manipulasi/analisis data dan keluaran data. Keempat proses tersebut harus dilakukan tahap demi tahap untuk menghasilkan output SIG yang baik. Proses pemasukkan data bisa melibatkan banyak hal baik hardware maupun softwarenya, begitu juga dengan proses manajemen data serta output datanya. Akan tetapi untuk proses analisis dan manipulasi data, dalam hal ini gabungan data atribut dan data spasial maka hanya program-program GIS yang bisa melakukannya. Software-software SIG juga kadang diseting untuk bisa melakukan keempat proses-proses tersebut, misalnya software ArcView GIS.

Untuk seseorang yang baru mengetahui SIG, proses pemasukkan data bisanya merupakan proses yang sangat ruwet, kadang proses pemasukkan data dipelajari lebih belakangan dibandingkan dengan proses-proses yang lainnya. Karena memang saat ini dah banyak sekali data-data peta digital (bentuk vektor dan grid) yang beredar, sehingga untuk menghasilkan otuput GIS yang baik tidak perlu lagi melakukan proses pemasukkan data (merubah peta hardcopy menjadi softcopy).

Akan tetapi proses ini sangatlah penting. Karena tidak akan ada peta digital seandainya tidak ada proses pemasukkan data. Menurut Lukman (1993) pemasukan data merupakan proses pemasukan data pada komputer dari peta (peta topografi dan peta tematik), data statistik, data hasil analisis penginderaan jauh, data hasil pengolahan citra digital penginderaan jauh, dan lain-lain. Data-data spasial dan atribut baik dalam bentuk analog maupun data digital tersebut dikonversikan kedalam format yang diminta oleh perangkat lunak sehingga terbentuk basisdata (database). Basisdata adalah pengorganisasian data yang tidak berlebihan dalam komputer sehingga dapat dilakukan pengembangan, pembaharuan, pemanggilan, dan dapat digunakan secara bersama oleh pengguna (Anon, 2003).

Menurut Puntodewo, dkk (2003) ada beberapa macam sumber data spasial yang dapat digunakan dalam GIS diantaranya yaitu:

1. Peta analog

Peta analog adalah peta dalam bentuk cetakan seperti peta rupa bumi yang diterbitkan Bakosurtanal. Pada umumnya peta analog dibuat dengan teknik kartografi, sehingga sudah mempunyai referensi spasial seperti koordinat, skala, arah mata angina dsb walaupun pada akhirnya koordinatnya harus dikoreksi kedalam koordinat digital. Peta analog harus dikonversikan menjadi peta digital dengan berbagai cara misalnya digitasi.

Karsidi (1996) dalam geocities.com/yaslinus (2007), mengatakan bahwa untuk mengubah data peta menjadi data sistem informasi geografi digital, maka ada dua proses yang dapat dilakukan yaitu melalui digitasi garis dan penyiaman/penyapuan (scanning). Dengan digitasi maka obyek–obyek di peta digambarkan ulang dalam bentuk digital menggunakan peralatan meja digitasi atau bantuan mouse dan monitor. Meja digitasi adalah alat perekam koordinat yang akan mencatat posisi dari kursor yang dipakai untuk menggambar ulang obyek peta. Dilain pihak dengan teknik scanning/penyiaman, maka obyek–obyek peta direkam ulang dengan alat optik (semacam mesin foto copy) yang kemudian akan mengubah data rekaman gambar ke dalam format raster/image yang dalam proses digitasinya menggunakan teknik On Screen Digitazier.

Digitasi adalah pengambilan data dengan cara menelusuri peta yang telah ada dengan menggunakan meja gambar yang disebut Digitizer Tablet atau mengikuti gambar hasil scanner/penyiaman di layar monitor yang disebut dengan On Screen Digitizer.

2. Data dari sistem Penginderaan Jauh

Data Pengindraan Jauh dapat dikatakan sebagai sumber data yang terpenting bagi SIG karena ketersediaannya secara berkala. Dengan adanya bermacam-macam satelit di ruang angkasa dengan spesifikasinya masing-masing, kita bisa menerima berbagai jenis citra satelit untuk beragam tujuan pemakaian. Data ini biasanya direpresentasikan dalam format raster seperti citra satelit dan foto udara.

Citra penginderaan jauh yang berupa foto udara atau dapat diinterpretasi terlebih dahulu sebelum dikonversi kedalam bentuk digital. Sedangkan citra yang diperoleh dari satelit yang sudah dalam bentuk digital dapat langsung digunakan setelah diadakan koreksi seperlunya. Lebih lanjut dinyatakan ketiga sumber tersebut saling mendukung satu terhadap yang lain. Data lapangan dapat digunakan untuk membuat peta fisik, sedangkan data penginderaan jauh juga memerlukan data lapangan untuk lebih memastikan kebenaran data tersebut. Jadi ketiga sumber data saling berkaitan, melengkapi dan mendukung, sehingga tidak boleh ada yang terabaikan (geocities.com/yaslinus).

3. Data hasil pengukuran lapangan.

Contoh data hasil pengukuran lapang adalah data batas administrasi, batas kepemilikan lahan, batas persil, batas hak pengusahaan hutan, dsb., yang dihasilkan berdasarkan teknik perhitungan tersendiri. Pada umumnya data ini merupakan sumber data atribut.

4. Data GPS.

Teknologi GPS memberikan terobosan penting dalam menyediakan data bagi SIG. Keakuratan pengukuran GPS semakin tinggi seiring dengan pencabutan Selective Availability (SA) oleh Amerika Serikat (AS). Sebelum SA di cabut oleh AS keakuratan sebuah GPS hanya 100m dari seharusnya dan saat ini pada umumnya keakuratan sebuah GPS adalah 10m. data posisi GPS dapat digunakan sebagai data dasar koordinat bumi, selain itu hasil traning area sebuah GPS dapat juga digunakan sebagai data penunjang dalam pembuatan peta.

Peran teknologi informasi dan komunikasi dalam praktek komunikasi bisnis

Pada masa Komputerisasi seperti saat ini, peran Teknologi Informasi dan Komunikasi sangat berarti di dalam kegiatan yang berhubungan dengan Komunikasi Bisnis. Hal ini dikarenakan semakin pesatnya perkembangan teknologi Informasi di dalam kehidupan kita, dari yang berawal digunakan hanya pada kalangan tertentu hingga sekarang dapat digunakan oleh kalangan umum dari berbagai kalangan.

Eka Wenats Wuryanta di dalam blog nya memaparkan persepsi konsep pokok teknologi sebagai berikut :
PERSEPSI - KONSEP POKOK TEKNOLOGI
Anthony Giddens pernah menyatakan bahwa modernitas yang dikarakteristikan dengan kemajuan teknologi sudah menjadi kondisi yang tak terelakkan (Giddens 2001). Manusia sebagai subjek bisa dan mempunyai kemampuan untuk membuat teknologi, tapi pada satu titik tertentu manusia tidak bisa lagi mengontrol kemajuan teknologi. Teknologi sebagai entitas dinamis tidak bisa dikendalikan, termasuk ketika teknologi masuk mendorong perkembangan sistem informasi masyarakat.
Persepsi yang mungkin harus diperhatikan adalah persepsi pemahaman makna teknologi itu sendiri. Artinya, teknologi kiranya harus dilihat sebagai suatu keseluruhan kegiatan manusia. Ini berarti ketika kita melihat teknologi sebagai hanya sekedar barang buatan maka pemahaman tersebut adalah pemahaman yang dangkal. Teknologi setidaknya mempunyai aspek yang saling berhubungan, yaitu aspek teknis (mencakup pengetahun, kemampuan teknis, pola kerja berikut seluruh aktivitasnya), aspek organisasional (mencakup aktivitas ekonomi dan industri, aktivitas profesional, pemakai dan konsumen; di mana teknologi dilihat sebagai satu sistem dinamis), dan aspek kultural (mencakup tujuan teknologi, nilai - kode etik dan kreativitas) [Pacey, 1983].

Komunikasi yang Efektif
Menurut Aribowo Prijosaksono dan Roy Sembel yang dikutip dari Harian Umum “Sinar Harapan”, “Tidak peduli seberapa berbakatnya seseorang, betapapun unggulnya sebuah produk, atau seberapa kuatnya sebuah kasus hukum, kesuksesan tidak akan pernah diperoleh tanpa penguasaan ketrampilan komunikasi yang efektif”.
Ada lima komponen atau unsur penting dalam komunikasi yang harus kita perhatikan yaitu: pengirim pesan (sender), pesan yang dikirimkan (message), bagaimana pesan tersebut dikirimkan (delivery channel atau media), penerima pesan (receiver), dan umpan balik (feedback).
Setelah kita memiliki fondasi utama dalam membangun komunikasi yang efektif, maka hal berikut adalah kita perlu memperhatikan 5 Hukum Komunikasi Yang Efektif (The 5 Inevitable Laws of Efffective Communication) yang di kembangkan dan rangkum dalam satu kata yang mencerminkan esensi dari komunikasi itu sendiri yaitu REACH, yang berarti merengkuh atau meraih. Karena sesungguhnya komunikasi itu pada dasarnya adalah upaya bagaimana kita meraih perhatian, cinta kasih, minat, kepedulian, simpati, tanggapan, maupun respon positif dari orang lain.
Hukum # 1: Respect
Hukum pertama dalam mengembangkan komunikasi yang efektif adalah sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang kita sampaikan.
Hukum # 2: Empathy
Empati adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain.
Hukum # 3: AudibleMakna dari audible antara lain: dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik. Hukum # 4: Clarity
kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan.
Clarity dapat pula berarti keterbukaan dan transparansi. Hukum # 5: HumbleHukum kelima dalam membangun komunikasi yang efektif adalah sikap rendah hati.

LENDY WIDAYANA di dalam rubric opini suara Surabaya.net mengemukakan hal berikut:
Jika Perusahaan Ingin Maju Pesat IT tidak dapat didelegasikan
Dewasa ini seorang pimpinan puncak organisasi bisnis apapun tidak cukup hanya memahami soal keuangan, SDM dan pemasaran. Ada pilar pemahaman dengan bobot yang sama yaitu soal teknologi informasi komunikasi. Bisnis adalah informasi, dan informasi adalah bisnis. Oleh karena itu pimpinan puncak tidak dapat mendelegasikan begitu saja aspek teknologi informasi komunikasi kepada manajer atau bahkan direktur di bidang ini.

Ibarat seseorang yang dapat mengemudikan mobil, ia tidak harus menjadi montir. Pemahaman yang diperlukan pimpinan tentu bukan soal teknis karena itu kompetensi engineer. Pimpinan wajib memahami berapa nilai efisiensi, efektivitas kerja dan produk/jasa baru apa yang dapat diciptakan dengan penerapan teknologi itu. Prakteknya, pimpinan puncak merumuskan apa yang ia kehendaki, lalu panggil manajer/direktur IT untuk berdiskusi secara intens tentang solusi dan keterbatasan teknologi saat ini dan bagaimana tren teknologi ke depan.
Mengurai kemampuan teknologi informasi komunikasi
Untuk memudahkan pemahaman, apa saja yang dapat dilakukan dengan teknologi informasi komunikasi dalam suatu proses bisnis, semuanya dapat dipetakan menjadi:
• Otomatisasi. Dapat mengoptimalkan jumlah sumber daya manusia dalam sebuah proses pekerjaan yang rutin dan berulang-ulang. Aplikasinya sering kita jumpai pada lingkup perusahaan industri manufakturing.
• Informasi dan analisis. Memudahkan proses analisa pengambilan keputusan, karena pengolahan data komputer akan menghasilkan informasi yang menyajikan berbagai opsi pengambilan keputusan. Dengan program spreadsheet, hasil pengolahan dari database perusahaan secara mudah dapat dianalisis dan dibuat simulasinya.
• Penelusuran (tracking). Mempermudah pemantauan status sebuah obyek berikut prosesnya.
• Menghilangkan kendala geografis. Melalui jaringan komputer yang menghubungkan baik internal maupun eksternal perusahaan, koordinasi-komunikasi dan integrasi perusahaan dapat dilakukan lebih cepat dan lebih efisien.
• Disintermediasi. Komputerisasi dan jaringan komputer mampu menghilangkan mata rantai suatu proses yang secara logis tidak diperlukan lagi.
• Sekuensial dan paralel. Urutan sebuah proses bisnis dapat diubah secara lebih fleksibel. Begitu pula proses kerja yang sebelumnya berurutan dapat dibuat menjadi paralel. • Aset intelektual. Teknologi memudahkan proses perekaman dan distribusi aset intelektual sumber daya manusia organisasi. Memasuki era knowledge worker saat ini, teknologi sangat membantu meningkatkan nilai dari knowledge capital organisasi. Aplikasi dibidang ini masih sangat jarang diterapkan di Indonesia. Sebagian besar perusahaan di Indonesia masih mengandalkan sumber daya fisik/material dan belum sampai ke tingkat knowledge industry.
Dari uraian di atas, jelas bahwa diperlukan kemampuan analisa, power dan keputusan strategis yang tidak mungkin dibuat oleh seorang manajer/direktur di lapisan middle management. Levelnya sudah harus top level management.
Ada tipikal banyak pengusaha yang mengetahui bahwa teknologi informasi dan komunikasi dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas biaya. Pernyataan itu lantas diikuti dengan pertanyaan dari dirinya sendiri "lalu bagaimana ?" Jawaban lugas pertanyaan itu adalah bahwa pemanfaatan teknologi informasi komunikasi memerlukan keahlian berpikir dan berkreasi yang tingkatannya sama dengan kecerdikan sang pemimpin memanfaatkan modal uangnya. Ya, memang jaman menuntut seperti itu. Apalagi sebagai medium komunikasi informasi saat ini Internet menjadi kekuatan maha dahsyat untuk mengintegrasikan bisnis.

Dalam setiap bisnis selalu ada mata rantai pemenuhan bahan baku dari pemasok, lalu proses produksi dan nilai tambah, hingga penyerahan produk/jasa kepada pelanggan. Dengan Internet semuanya menjadi semakin menyatu dalam genggaman informasi. Penyatuan ini membuat tatanan bisnis di lingkup internal maupun eksternal menjadi berubah. Dengan asumsi kita menjadi titik sentral sebagai produsen, kita lihat apa, bagaimana dan mengapa semua entitas ini menjadi berubah.

Internet saat ini telah banyak diaplikasikan untuk memilih pemasok secara online. Kebutuhan produsen cukup dipublikasikan di web perusahaan, selanjutnya setiap pemasok dapat memasukkan penawaran secara elektronik. Proses tender online ini juga telah sampai pada cara untuk meminimalkan unsur kolusi dalam memenangkan "sang juara" tender. Bahkan dalam jumlah pembelian rutin yang signifikan nilainya, tender dapat dilakukan setiap saat. Bagi pemasok kondisi ini tentunya memerlukan pemantauan terhadap peta kompetisi yang dapat berubah dalam waktu yang sangat cepat.

Selanjutnya dalam operasional secara mudah lewat web di Internet pemasok dapat melihat secara real time database persediaan mitra produsen atau penjual barang yang dipasoknya. Sebelum terjadi kekurangan stok, pemasok dapat segera memenuhi kebutuhan mitranya. Sang produsen atau penjual pun tidak perlu kuatir akan kekurangan stok. Bahkan kerepotan melakukan order pembelian rutin menjadi sangat minim. Dari segi ini saja kita dapat melihat efisiensi dan efektivitas waktu, biaya stok, gudang, transportasi serta personil.

Di sisi produsen, integrasi sistem informasi internal dilakukan melalui jaringan komputer yang disebut Intranet. Antar muka (interface) Intranet di komputer juga berbasis web seperti halnya mengakses Internet. Seluruh informasi produk mulai stok yang tersedia, spesifikasi dan harga secara otomatis juga siap disajikan melalui Internet bagi pelanggan akhir maupun mitra distributor. Transaksi pembelian dan pembayaran juga dapat langsung dilakukan si konsumen akhir. Jika konsumen akhir dapat langsung menjangkau produsen, gara-gara Internet tidak sedikit bisnis yang kini menghilangkan peranan distributor.

Untuk penerimaan dan pengeluaran uang, pihak produsen juga dapat langsung mempunyai sistem yang terkoneksi dengan bank secara elektronik. Jaringan online yang dibangun dapat melalui jaringan tertutup (closed circuit) atau melalui Virtual Private Network (VPN) di Internet.
Jika semua informasi telah terintegrasi nampak bahwa Internet memang mendorong terciptanya kompetensi inti (core competence) kita berbisnis. Misalnya, jika memang keunggulan utama bisnis kita adalah sistem pengolahan produk, hal lain di luar kompetensi inti tinggal dicari mitra yang pas dan dapat mudah terintegrasi secara online. Cepat atau lambat, menghadapi kenyataan ini memang akhirnya proses bisnis perlu ditata ulang untuk disesuaikan dengan keunggulan teknologi informasi komunikasi.
Atharis S Prayoe, ST memaparkan mengenai Teknologi Komunikasi Tanpa Kabel sebagai berikut :

Telekomunikasi bergerak seluler dapat terjadi dengan menggunakan media udara (air interface) dari hand phone ke BTS (Base Transceiver Station merupakan station pemancar dan penerima fhisik nya berupa menara atau tower yang dilengkapi dengan peralatannya) dengan kecepatan 22,8 Kb/s, dari BTS kemudian diteruskan ke BSC sebagai induk dari BTS yang kemudian BSC meneruskan ke SSS (Switching Sub System yang terdiri dari : MSC, HLR, VLR, EIR dan AuC yang akan di jelaskan pada episode mendatang jika ada respon dari teman2) untuk menentukan tujuan telpon kita ke arah mana: HP Ke HP, HP ke fix phone ( telpon rumah ), Interlokal, SLI dll. Prosesnya terjadi sangat cepat, jadi seperti orang berbicara tatap muka.

Nah, hal ini dapat terjadi karena telekomunikasi bergerak seluler mempunyai berbagai perangkat/elemen yang ngerjain seluruh proses yang diperlukan dalam komunikasi/hubungan. Seluruh perangkat dan elemen ini diatur oleh sistem sehingga membentuk jaringan, yang sering kita sebut sebagai network.

Arsitek Jaringan GSM

Jaringan GSM secara garis besarnya dibagi menjadi 3 sistem yaitu:
1. Switching Sub System (SSS). Tugasnya mengatur komunikasi antar pelanggan GSM, mengatur komunikasi pelanggan GSM dengan jaringan lain, dan sebagai data base untuk manajemen mobilitas pelanggan. Berarti si SSS inilah yang mengatur hubungan telekomunikasi seluler antar pelanggan Telkomsel dan dari/ke pelanggan operator lain, sekaligus mencatat posisi pelanggan, lokal atau roaming atau SLJJ, dls. Kalau di jaringan PSTN, SSS sering disebut sebagai Sentral Telepon, karena semua proses hubungan tercatat di sini.
2. Base Station System (BSS). Si BSS biasanya memiliki BSC yang bertugas mengendalikan mobile station/pelanggan yang berada dibawah wilayah cakupannya, dan menghubungkan mobile station dengan SSS. BSS merupakan bagian dari radio seluler dari jaringan GSM. Dalam network GSM, radio seluler merupakan elemen utama, karena komunikasi ditransmit melalui frekwensi radio.
3. Operation Maintenance System (OMS). Sedangkan Operation Mainetenance Center bertugas melakukan pengawasan performansi seluruh jaringan BSS dan SSS yang ada dibawah kendalinya, melakukan penanganan gangguan tingkat pertama, loading data base dan memberikan informasi gangguan dan performansi jaringan.


Base Station System (BSS)

Base Station System (BSS) merupakan bagian dari radio sistem pada network GSM yang terdiri dari: BSC, BTS dan TRAU. Ketiganya merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Kenapa? Karena fungsi mereka berbeda namun satu dengan lainnya saling mendukung. Bagaimana 'saling mendukung'nya BSC, BTS dan TRAU, ceritanya begini…. ( he he he kayak kismis : kisah2 mistery ) aja

Base Station Controller (BSC)

BSC adalah bagian inti (intelligent/master) dari sistem BSS yang menghubungkan antara BTS dengan SSS (seluruh data base BTS dan TRAU ada pada BSC). Pada Siemens Base Station antara BSC dan Network SSS perlu bantuan peralatan jaringan lain, berupa Transcoding and Rate Adaptation Unit (TRAU) melalui A-sub interface (interface BSC-TRAU) dan A interface (interface MSC-TRAU).

Adapun fungsi utama dari BSC adalah: data base seluruh network elemen BSS, penyambungan kanal trafik, memproses pensinyalan, pongontrolan daya, menangani fungsi-fungsi operasi dan maintenace serta monitoring system.

Base Transceiver Station (BTS)

BTS dapat dilihat sebagai bagian dasar dalam jaringan BSS dan perlengkapan hubungan antara BSC dan MS (mobile subscriber/pelanggan). Fungsinya sebagai elemen network yang berinteraksi langsung dengan mobile subscriber melalui radio interface (air interface). BTS terdiri dari Tx (transmite) dan Rx (Receive) yang menyediakan kanal pembicaraan. Seperti radio pada umumnya, radio interface di BTS memiliki daya pancar yang terbatas, dalam GSM sering dikenal dengan istilah wilayah cakupan atau radio service area. Cara kerja radio suatu BTS adalah membentuk dan mengatur sel trafik hubungan dan hand over (perpindahan MS dari satu BTS ke BTS lain) yang berada didalam wilayah cakupannya.

Transcoding Rate and Adaptions Unit (TRAU)

TRAU adalah interface antara BSC dan SSS (MSC). Meskipun TRAU merupakan bagian dari BSS, biasanya TRAU diletakkan dekat MSC. Hal ini dimaksudkan untuk penghematan link transmisi.

Pada perangkat TRAU terjadi kompresing link dari dari 64 Kbps dari MSC ke TRAU (4 A-Interface/PCMA) menjadi 16 Kbps dari TRAU ke BSC (1 Asub-Interface/PCMS). Kompresing ini dilakukan hanya untuk traffic channel. Hal tersebut dimaksudkan agar traffic channel yang digunakan untuk percakapan pelanggan bisa lebih banyak 4 kali dari sebelumnya. Sedangkan untuk time slot 0 yang digunakan untuk frame alignment signal dan time slot 16 untuk signaling tidak dilakukan kompresing, kecepatannya tetap 64 Kb/s sebab kalo dikompres juga maka untuk proses pensinyalan akan jadi lambat. Karena di TRAU dilakukan pengkompresan maka TRAU juga melakukan adaptasi suara agar suara pelanggan sama seperti aslinya, tidak terkompres meninggi atau mengecil seperti micky mouse.


Peran Teknologi Komunikasi Satelit bagi Penyediaan Prasarana Informasi

Satelit komunikasi telah menunjukkan kemampuannya sejak tiga dasa warsa yang lalu. Masih segar ingatan kita, bahwa misi satelit komunikasi dalam tahun 60-an adalah sebagai alternatif transmisi dari titik ke titik antar kontinen, karena kemampuannya melihat kira-kira sepertiga permukaan bumi dari tempat ketinggian orbit geostasioner tepat di atas katulistiwa. Komunikasi internasional menjadi ajang yang subur bagi sistem ini. Satu dasa warsa sesudah itu, ditunjang oleh kemajuan teknologi antena dan HPA, sistem ini mempunyai cakupan pensil yang lebih kecil, yang memungkinkan stasiun bumi dengan diameter sekitar 10 meter, berkomunikasi satu dengan lainnya. Bangsa kita wajib berbangga karena founding fathers kita dengan sangat bijaksana memutuskan Palapa A sebagai infrastruktur tulang punggung telekomunikasi, di samping sistem terestrial, pada Agustus 1976. Tradisi ini masih berlanjut sampai hari ini, dan terbukti bahwa sistem komsat (komunikasi satelit) domestik kita merupakan salah satu yang armada stasiun bumi ukuran sedangnya terbanyak dengan jumlah transponder 37 buah. Teknologi komsat terus berkembang, di mana pada tahun 80-an tumbuh VSAT, atau Very Small Aperture Terminal, stasiun bumi dengan diameter kurang dari 2,5 meter. Hal ini disebabkan karena kematangan teknologi antena dan semakin besarnya kemampuan daya satelit. Alur perkembangan ini semakin berlanjut: pada tahun-tahun 90-an ini akan segera muncul stasiun bumi sebesar terminal cordless atau sering disebut teknologi handheld atau telepon genggam..

Arsitektur sistem satelit yang baru seyogyanya menuju kepada pengguna antena satelit dengan pancaran pensil tajam yang dapat berubah arah dengan kecepatan data tinggi, atau antena pancaran pensil tajam dengan arah tetap dengan kecepatan data rendah atau medium. Penggunaan pita frekuensi Ka memungkinkan hal tersebut. Di samping itu, satelit harus memiliki G/T yang tinggi untuk memungkinkan daya pancar yang rendah dari stasiun bumi.

Atas dasar prinsip rekayasa komsat tersebut di atas, berbagai kecenderungan penerapan sistem komsat moderen dapat kita amati sbb:
1. Penggunaan satelit GEO (geostasioner) lebih menarik untuk daerah cakupan yang kontinu dan luas, dan hanya membutuhkan satelit dengan jumlah lebih sedikit.
2. Satelit harus ditingkatkan dayanya untuk meningkatkan kapasitas, yang juga dapat menekan biaya stasiun bumi; untuk ini satelit harus lebih besar untuk dapat menopang antena ukuran besar dan catu daya lebih tinggi.
3. Konstelasi satelit-stelit yang lebih kecil sedang diajukan secara global dengan orbit rendah (LEO) atau menengah (MEO).
4. Porsi masa Payload semakin meningkat sehubungan dengan kemajuan riset di bidang bahan-bahan serta rekayasa komponen-komponen.
5. Satelit semakin tinggi dayanya; Satelit DBS kini mempunyai daya 8 kW, dan yang sedang direncanakan berdaya 15 kW; kombinasi antara daya tinggi dengan kompresi digital memungkinkan sebuah DBS memiliki kapasitas yang tinggi (sekitar 100 kanal) sehingga cukup ekonomis.
6. Ukuran antena semakin besar, batasnya tinggal ukuran muatan maksimum dari kendaran peluncur.
7. Prosessor semakin tinggi kecepatan, dan semakin kecil dimensi serta harganya. Ini mengakibatkan pengaturan otomatis dari stasiun bumi, pengaturan jaringan otomatis, dan pengolahan sinyal di satelit : penyandian, kompresi, pembetukan pensil, dan switching. Semua efek ini akan mengurangi biaya dan memungkinkan pelayanan-pelayanan baru.
8. Jaringan akan menggunakan kecepatan yang lebih tinggi (ATM/BISDN). Karenanya satelit juga akan semakin menerapkan penggunaan switching di satelit, dalam rangka meningkatkan keterhubungan dengan jaringan terestrial yang ada. Iridium sedang membangun MSS dengan switching di satelit, sedangkan Spaceway dan Cyberstar merencanakan OBP untuk sistem FSS.
9. Terminal semakin kecil dan murah (VSAT), bahkan menuju kepada handset untuk MSS kecepatan rendah (Contoh: Globalstar, Iridium, Odyssey, Inmarsat P, ECCO).


Lalu bagaimana dengan perkembangan teknologi informasi di Indonesia?
Perkembangan Teknologi Informasi di Indonesia menurut Wawan Wardiana, Pusat Penelitian Informatika - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia yang disampaikan pada Seminar dan Pameran Teknologi Informasi 2002, Fakultas Teknik Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Jurusan Teknik Informatika, tanggal 9 Juli 2002
Intisari
Perkembangan teknologi informasi dapat meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan dapat dilaksanakan dengan cepat, tepat dan akurat, sehingga akhirnya akan meningkatkan produktivitas. Perkem-bangan teknologi informasi memper-lihatkan bermunculannya berbagai jenis kegiatan yang berbasis pada teknologi ini, seperti e-government, e- commerce, e-education, e-medicine, e-e-laboratory, dan lainnya, yang kesemuanya itu berbasiskan elektronika.
Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan. Teknologi ini menggunakan seperangkat komputer untuk mengolah data, sistem jaringan untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer yang lainnya sesuai dengan kebutuhan, dan teknologi telekomunikasi digunakan agar data dapat disebar dan diakses secara global.
Peran yang dapat diberikan oleh aplikasi teknologi informasi ini adalah mendapatkan informasi untuk kehidupan pribadi seperti informasi tentang kesehatan, hobi, rekreasi, dan rohani. Kemudian untuk profesi seperti sains, teknologi, perdagangan, berita bisnis, dan asosiasi profesi. Sarana kerjasama antara pribadi atau kelompok yang satu dengan pribadi atau kelompok yang lainnya tanpa mengenal batas jarak dan waktu, negara, ras, kelas ekonomi, ideologi atau faktor lainnya yang dapat menghambat bertukar pikiran.Perkembangan Teknologi Informasi memacu suatu cara baru dalam kehidupan, dari kehidupan dimulai sampai dengan berakhir, kehidupan seperti ini dikenal dengan e-life, artinya kehidupan ini sudah dipengaruhi oleh berbagai kebutuhan secara elektronik. Dan sekarang ini sedang semarak dengan berbagai huruf yang dimulai dengan awalan eseperti e-commerce, e-government, e-education, e-library, e-journal, e-medicine, e-laboratory, e-biodiversitiy, dan yang lainnya lagi yang berbasis elektronika.

Peran Teknologi Informasi
Dalam kehidupan kita dimasa mendatang, sektor teknologi informasi dan telekomunikasi merupakan sektor yang paling dominan. Siapa saja yang menguasai teknologi ini, maka dia akan menjadi pemimpin dalam dunianya. Teknologi informasi banyak berperan dalam bidang-bidang antara lain :
Bidang pendidikan(e-education).
Kecenderungan dunia pendidikan di Indonesia di masa mendatang adalah:- Berkembangnya pendidikan terbuka dengan modus belajar jarak jauh (Distance Learning). Kemudahan untuk menyelenggarakan pendidikan terbuka dan jarak jauh perlu dimasukan sebagai strategi utama.
- Sharing resource bersama antar lembaga pendidikan / latihan dalam sebuah jaringan- Perpustakaan & instrumen pendidikan lainnya (guru, laboratorium) berubah fungsi menjadi sumber informasi daripada sekedar rak buku.- Penggunaan perangkat teknologi informasi interaktif, seperti CD-ROM Multimedia, dalam pendidikan secara bertahap menggantikan TV dan Video.
Dengan adanya perkembangan teknologi informasi dalam bidang pendidikan, maka pada saat ini sudah dimungkinkan untuk diadakan belajar jarak jauh dengan menggunakan media internet untuk menghubungkan antara mahasiswa dengan dosennya, melihat nilai mahasiswa secara online, mengecek keuangan, melihat jadwal kuliah, mengirimkan berkas tugas yang diberikan dosen dan sebagainya, semuanya itu sudah dapat dilakukan.
Faktor utama dalam distance learning yang selama ini dianggap masalah adalah tidak adanya interaksi antara dosen dan mahasiswanya. Namun demikian, dengan media internet sangat dimungkinkan untuk melakukan interaksi antara dosen dan siswa baik dalam bentuk real time (waktu nyata) atau tidak. Dalam bentuk real time dapat dilakukan misalnya dalam suatu chatroom, interaksi langsung dengan real audio atau real video, dan online meeting. Yang tidak real time bisa dilakukan dengan mailing list, discussion group, newsgroup, dan buletin board. Dengan cara di atas interaksi dosen dan mahasiswa di kelas mungkin akan tergantikan walaupun tidak 100%. Bentuk-bentuk materi, ujian, kuis dan cara pendidikan lainnya dapat juga diimplementasikan ke dalam web, seperti materi dosen dibuat dalam bentuk presentasi di web dan dapat di download oleh siswa. Demikian pula dengan ujian dan kuis yang dibuat oleh dosen dapat pula dilakukan dengan cara yang sama. Penyelesaian administrasi juga dapat diselesaikan langsung dalam satu proses registrasi saja, apalagi di dukung dengan metode pembayaran online.
Suatu pendidikan jarak jauh berbasis web antara lain harus memiliki unsur sebagai berikut: (1) Pusat kegiatan siswa; sebagai suatu community web based distance learning harus mampu menjadikan sarana ini sebagai tempat kegiatan mahasiswa, dimana mahasiswa dapat menambah kemampuan, membaca materi kuliah, mencari informasi dan sebagainya. (2) Interaksi dalam grup; Para mahasiswa dapat berinteraksi satu sama lain untuk mendiskusikan materi-materi yang diberikan dosen. Dosen dapat hadir dalam group ini untuk memberikan sedikit ulasan tentang materi yang diberikannya. (3) Sistem administrasi mahasiswa; dimana para mahasiswa dapat melihat informasi mengenai status mahasiswa, prestasi mahasiswa dan sebagainya. (4) Pendalaman materi dan ujian; Biasanya dosen sering mengadakan quis singkat dan tugas yang bertujuan untuk pendalaman dari apa yang telah diajarkan serta melakukan test pada akhir masa belajar. Hal ini juga harus dapat diantisipasi oleh web based distance learning (5) Perpustakaan digital; Pada bagian ini, terdapat berbagai informasi kepustakaan, tidak terbatas pada buku tapi juga pada kepustakaan digital seperti suara, gambar dan sebagainya. Bagian ini bersifat sebagai penunjang dan berbentuk database. (6) Materi online diluar materi kuliah; Untuk menunjang perkuliahan, diperlukan juga bahan bacaan dari web lainnya. Karenanya pada bagian ini, dosen dan siswa dapat langsung terlibat untuk memberikan bahan lainnya untuk di publikasikan kepada mahasiswa lainnya melalui web.Mewujudkan ide dan keinginan di atas dalam suatu bentuk realitas bukanlah suatu pekerjaan yang mudah tapi bila kita lihat ke negara lain yang telah lama mengembangkan web based distance learning, sudah banyak sekali institusi atau lembaga yang memanfaatkan metode ini. Bukan hanya skill yang dimiliki oleh para engineer yang diperlukan tapi juga berbagai kebijaksanaan dalam bidang pendidikan sangat mempengaruhi perkembangannya. Jika dilihat dari kesiapan sarana pendukung misalnya hardware, maka agaknya hal ini tidak perlu diragukan lagi. Hanya satu yang selalu menjadi perhatian utama pengguna internet di Indonesia yaitu masalah bandwidth, tentunya dengan bandwidth yang terbatas ini mengurangi kenyamanan khususnya pada non text based material. Di luar negeri, khususnya di negara maju, pendidikan jarak jauh telah merupakan alternatif pendidikan yang cukup digemari. Metoda pendidikan ini diikuti oleh para mahasiswa, karyawan, eksekutif, bahkan ibu rumah tangga dan orang lanjut usia (pensiunan). Beberapa tahun yang lalu pertukaran materi dilakukan dengan surat menyurat, atau dilengkapi dengan materi audio dan video. Saat ini hampir seluruh program distance learning di Amerika, Australia dan Eropa dapat juga diakses melalui internet. Studi yang dilakukan oleh Amerika, sangat mendukung dikembangkannya e-learning, menyatakan bahwa computer based learning sangat efektif, memungkinkan 30% pendidikan lebih baik, 40% waktu lebih singkat, dan 30% biaya lebih murah. Bank Dunia (World bank) pada tahun 1997 telah mengumumkan program Global Distance Learning Network (GDLN) yang memiliki mitra sebanyak 80 negara di dunia. Melalui GDLN ini maka World Bank dapat memberikan e-learning kepada mahasiswa 5 kali lebih banyak (dari 30 menjadi 150 mahasiswa) dengan biaya 31% lebih murah.Dalam era global, penawaran beasiswa muncul di internet. Bagi sebagian besar mahasiswa di dunia, uang kuliah untuk memperoleh pendidikan yang terbaik umumnya masih dirasakan mahal. Amat disayangkan apabila ada mahasiswa yang pandai di kelasnya tidak dapat meneruskan sekolah hanya karena tidak mampu membayar uang kuliah. Informasi beasiswa merupakan kunci keberhasilan dapat menolong mahasiswa yang berpotensi tersebut.