Senin, 17 September 2007

Trend DDR3

DDR3 SDRAM mulai diperkenalkan ke pasar. Baik motherboard maupun modul DDR3 SDRAM sudah mulai terlihat di pasar. Apa saja yang akan didapatkan dari DDR3 ini?

Tidak hanya sekadar berita mengenai keberadaan modul DDR3 SDRAM. Kesiapan komponen pendukung lain untuk mewujudkan sistem dengan DDR3 juga sudah mulai didapatkan di pasar. Terutama ketersediaan motherboard yang sudah mendukung penggunaannya. Saat yang tepat untuk membahas lebih lanjut tentang DDR3 ini.

Berawal dari Intel P35
Semenjak Intel memperkenalkan chipset Intel P35 pada pertengahan tahun ini, DDR3 menjadi topik pembicaraan yang populer. Dengan dukungan CPU dengan system bus 1333 MHz, dan dukungan untuk penggunaan processor Penryn adalah penyebab utamanya. Pembahasan hadirnya chipset Intel Bearlake juga sudah dibahas pada PC Media edisi 06/2007 yang lalu.

Tidak hanya pihak Intel sendiri, baik produsen motherboard dan pengguna khususnya kalangan enthusiast menyambut gembira hal ini. Bahkan para produsen motherboard pun kali ini cukup berbaik hati, dengan menyediakan beragam varian untuk segmentasi yang beragam. Tidak hanya khusus untuk kalangan high-end. Bahkan juga tersedia untuk kalangan mainstream dengan harga yang lebih bersahabat.

Kami pun juga sudah berkesempatan menguji beberapa produk motherboard yang sudah menggunakan chipset generasi ini. Beberapa di antaranya tidak serta merta hanya memberikan dukungan eksklusif untuk DDR3 SDRAM saja. Seperti pada awal diperkenalkannya sebuah tipe modul RAM yang baru, ketersediaannya di pasar masih terbatas. Menyadari hal ini, para produsen motherboard tentunya menyiasati hal ini.

Dengan memberikan fasilitas dua tipe slot RAM untuk produk motherboardnya, untuk dukungan dengan DDR3 maupun DDR2 yang sudah lebih dahulu diperkenalkan di pasar. Namun seiring dengan waktu, hal ini mulai berubah. Ketersediaan DDR3 membuatnya semakin mudah didapatkan. Setidaknya kami sudah mendapatkan tawaran dari rekan-rekan kami untuk menguji modul memory tersebut. Hanya membutuhkan waktu yang tidak lama, untuk memasikan barang tersebut tersedia di pasaran secara meluas.

Jadi jangan heran, jika pada kesempatan mendatang, rubrik “Hardware Test” juga akan mulai dihiasi produk-produk DDR3, baik modul memory dan motherboard. Dan bagi kru lab. kami, ini juga menjadi pertanda untuk mulai mempertimbangkan pembaharuan untuk beberapa komponen test bed yang ada.

Apa yang Baru di DDR3 SDRAM?
DDR3 SDRAM adalah nama resmi yang dibahas kali ini. DDR3 SDRAM adalah kependekan dari double-data-rate three synchronous dynamic random access memory.

Adalah generasi ketiga diaplikasikannya double-data rate menggunakan teknologi random access memory (RAM) untuk high speed storage data yang sedang dikerjakan oleh processor.

Lebih Cepat
Sebagai penerus dari DDR2 SDRAM, tentu saja DDR3 SDRAM memiliki keunggulan. Terutama pada kemampuan menjalankan bus empat kali dari kecepatan memory clock itu sendiri, sehingga mampu menghasilkan bus speed yang lebih tinggi dan bandwidth throughput yang lebih besar dibandingkan dengan teknologi terdahulu. Dan seperti juga yang terjadi ketika peralihan terdahulu dari DDR SDRAM ke DDR2 SDRAM, ini memberikan konsekuensi tersendiri. Apalagi, jika bukan harus mengorbankan latency yang lebih lambat untuk dapat mencapai peningkatan bus speed dan throughput ini.

Penjelasan ringkasnya ada di uraian lebih lanjut.
Bandwidth throughput yang lebih besar dimungkinkan oleh DDR3, berkat penggunaan 8-bit prefetch buffer. Dibandingkan dengan DDR2 yang masih menggunakan 4-bit dan DDR yang hanya menggunakan prefetch buffer 2-bit. Itu sebabnya bus speed yang dihasilkan DDR3 akan dapat mencapai dua kali lipat, jika dibandingkan dengan DDR2 dan empat kali lipat jika dibandingkan dengan DDR. Hal ini juga yang menyebabkan DDR3 sudah lebih dahulu dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan bandwith memory pada video card khususnya untuk seri-seri high-end, di mana kebutuhan throughput bandwidthh data yang cepat antar-frame buffer sangat dibutuhkan.

Frekuensi untuk memory DDR3 tentunya dapat meningkat jauh dibanding dari DDR2. Ini tentu saja tidak terlepas dari penggunaan prefetch buffer 8-bit, atau bebebapa kalangan menyebutnya sebagai 8-n prefetch.Dengan kata lain, ini akan melipatgandakan bus width internal pada DDR3 SDRAM antara core DRAM dengan input/output buffer.

Berkat ini, tidak lagi diperlukan memory core yang lebih cepat untuk mendapatkan peningkatan data transfer rate pada DDR3 dibanding DDR2. Hanya dengan “mengakali” memory buffer, dalam hal ini prefetch buffer untuk berkeja lebih awal.

Hal tersebut yang menyebabkan DDR3 dapat dengan instan langsung mendapatkan frekuensi bandwidth throughput yang lebih besar dibanding DDR2. Tanpa perlu membuat perubahan peningkatan besar-besaran dari sisi semiconductor manufacturing.

Dengan penggunaan eksternal buffer yang bekerja lebih cepat, core frekuensi pada DDR3 dapat terlihat lebih cepat dengan core frekuensi memory chip yang kurang lebih sama dibanding pada DDR2. Tentu saja cara tersebut memberikan sisi buruk seperti yang sudah disampaikan sebelumnya. Peningkatan untuk memory bandwidth juga memberikan dampak buruk pada bertambahnya memory latency. Dan ini tentu saja bukan berita baru lagi. Dan dari pengalaman peralihan teknologi modul RAM terdahulu, versi-versi awal belum memberikan peningkatan kinerja yang berarti.

Jika dibandingkan dengan DDR2-800 SDRAM, dengan timming 4-4-4, 10ns, beberapa di antaraproduk kelas high-end akan mampu mencapai 1066 MHz. Ini bisa menjadi pesaing dari sisi kinerja untuk DDR3. Namun, JEDEC untuk sementara belum merilis spesifikasi standar untuk DDR2-1066 SDRAM. Dan memungkinkan transisi teknologi ke penggunaan DDR3 lebih masuk akal untuk pertimbangan kinerja bandwith memory.

JEDEC (Joint Electron Device Engineering Council) sudah mengeluarkan spesifikasi resmi yang sudah dijadikan standar untuk DDR3 SDRAM, dengan memory frekuensi antara 800-1600 MHz. Dapat dilihat pada tabel.

Konsumsi Daya Lebih Hemat
DDR3 sendiri menjanjikan penurunan konsumsi daya hingga 16% dibandingkan DDR2 terdahulu. Hal ini secara teori dimungkinkan, berkat teknologi proses produksi 90 nm yang digunakan pada modul memory DDR3. Ini menyebabkan DDR3 bekerja pada tegangan listrik (voltage) yang lebih rendah dibanding DDR2.

Ini tentunya menjadikan penggunaan DDR3 SDRAM layak dipertimbangkan. Isu penggunaan konsumsi daya yang lebih hemat, tentunya akan menarik tidak hanya dari sisi produsen, namun juga ke pengguna enduser untuk beralih ke teknologi baru ini.

DDR3 SDRAM menggunakan daya hanya pada tegangan 1,5V. Ini artinya 20% lebih rendah dibandingkan tegangan 1,8V yang diperlukan untuk DDR2 SDRAM. Dari selisih tegangan ini dapat menurunkan konsumsi daya dibandingkan penggunaan DDR2 SDRAM dengan memory clock speed yang sama.

Kapasitas Lebih Besar
Kemasan fisik dari chip yang digunakan juga mengalami perubahan. Dibandingkan yang digunakan pada DDR2, chip memory untuk DDR3 menggunakan kemasan BGA dengan pin yang lebih banyak. Ini dikarenakan peningkatan data dan kualitas sinyal pada frekuensi yang lebih tinggi.

Ini juga dibutuhkan untuk memungkinkan kapasitas yang lebih besar dalam satu chip. DDR3 akan mulai menggunakan chip berkapasitas 1 dan 2 Mbit. Ini memungkinkan satu keping module DDR3 SDRAM akan memiliki kapasitas hingga 4 GB. Tentunya, ini belum akan dapat langsung diproduksi secara massal dalam waktu dekat. Setidaknya penggunaan chip memory yang baru, sudah memungkinkan hal ini.

Fly-by
DDR3 SDRAM juga menggunakan signal protocol yang diperbarui. Dengan adanya peningkatan frekuensi memory bus yang cukup signifikan membuat hal ini sangat diperlukan pada DDR3. Pada DDR3 mulai dipergunakan topologi sinyal fly-by yang dikerjakan pada on-module yang terdapat pada keping DDR3. On-module ini bertugas memberikan signal termination untuk transfer alamat memory, manajemen, dan stabilization command. Dengan topologi fly-by ini, setiap chip memory akan mendapatkan sinyal secara individual. Berbeda dengan DDR2 yang masih memberikan sinyal secara bersamaan dalam satu clock perintah dengan topologi conventional-T.

Ini menjadikan DDR3 memiliki algoritma yang sedikit berbeda untuk proses read dan write data. Controller on-module pada DDR3 harus memiliki kemampuan untuk mengenali sekaligus memproses data, dalam waktu yang berbeda sesuai dengan data yang dikeluarkan. Teknik ini yang dikenal sebagai read/write leveling.

Apakah DDR3 Lebih Baik?
DDR3 memang bukan lah sebuah terobosan baru, ataupun sesuatu pengembangan yang belum direncanakan sebelumnya. Bahkan rencana akan dihadirkannya DDR4 sebagai module RAM untuk PC juga sudah diperkirakan pada tahun 2011 mendatang. Dari trend dan data yang ada, ini mengikuti pola 3-4 tahun sekali. Di mana DDR2 mulai diperkenalkan pada tahun 2003 yang lalu.

Pembahasan kali ini memang belum membahas lebih lanjut perbandingan DDR3 dengan teknologi memory sebelumnya DDR2 dan DDR3. Untuk pembahasan lebih mendetail, tunggu saja di majalah kesayangan Anda ini.

Tidak ada komentar: