Selasa, 25 September 2007

Peran teknologi informasi dan komunikasi dalam praktek komunikasi bisnis

Pada masa Komputerisasi seperti saat ini, peran Teknologi Informasi dan Komunikasi sangat berarti di dalam kegiatan yang berhubungan dengan Komunikasi Bisnis. Hal ini dikarenakan semakin pesatnya perkembangan teknologi Informasi di dalam kehidupan kita, dari yang berawal digunakan hanya pada kalangan tertentu hingga sekarang dapat digunakan oleh kalangan umum dari berbagai kalangan.

Eka Wenats Wuryanta di dalam blog nya memaparkan persepsi konsep pokok teknologi sebagai berikut :
PERSEPSI - KONSEP POKOK TEKNOLOGI
Anthony Giddens pernah menyatakan bahwa modernitas yang dikarakteristikan dengan kemajuan teknologi sudah menjadi kondisi yang tak terelakkan (Giddens 2001). Manusia sebagai subjek bisa dan mempunyai kemampuan untuk membuat teknologi, tapi pada satu titik tertentu manusia tidak bisa lagi mengontrol kemajuan teknologi. Teknologi sebagai entitas dinamis tidak bisa dikendalikan, termasuk ketika teknologi masuk mendorong perkembangan sistem informasi masyarakat.
Persepsi yang mungkin harus diperhatikan adalah persepsi pemahaman makna teknologi itu sendiri. Artinya, teknologi kiranya harus dilihat sebagai suatu keseluruhan kegiatan manusia. Ini berarti ketika kita melihat teknologi sebagai hanya sekedar barang buatan maka pemahaman tersebut adalah pemahaman yang dangkal. Teknologi setidaknya mempunyai aspek yang saling berhubungan, yaitu aspek teknis (mencakup pengetahun, kemampuan teknis, pola kerja berikut seluruh aktivitasnya), aspek organisasional (mencakup aktivitas ekonomi dan industri, aktivitas profesional, pemakai dan konsumen; di mana teknologi dilihat sebagai satu sistem dinamis), dan aspek kultural (mencakup tujuan teknologi, nilai - kode etik dan kreativitas) [Pacey, 1983].

Komunikasi yang Efektif
Menurut Aribowo Prijosaksono dan Roy Sembel yang dikutip dari Harian Umum “Sinar Harapan”, “Tidak peduli seberapa berbakatnya seseorang, betapapun unggulnya sebuah produk, atau seberapa kuatnya sebuah kasus hukum, kesuksesan tidak akan pernah diperoleh tanpa penguasaan ketrampilan komunikasi yang efektif”.
Ada lima komponen atau unsur penting dalam komunikasi yang harus kita perhatikan yaitu: pengirim pesan (sender), pesan yang dikirimkan (message), bagaimana pesan tersebut dikirimkan (delivery channel atau media), penerima pesan (receiver), dan umpan balik (feedback).
Setelah kita memiliki fondasi utama dalam membangun komunikasi yang efektif, maka hal berikut adalah kita perlu memperhatikan 5 Hukum Komunikasi Yang Efektif (The 5 Inevitable Laws of Efffective Communication) yang di kembangkan dan rangkum dalam satu kata yang mencerminkan esensi dari komunikasi itu sendiri yaitu REACH, yang berarti merengkuh atau meraih. Karena sesungguhnya komunikasi itu pada dasarnya adalah upaya bagaimana kita meraih perhatian, cinta kasih, minat, kepedulian, simpati, tanggapan, maupun respon positif dari orang lain.
Hukum # 1: Respect
Hukum pertama dalam mengembangkan komunikasi yang efektif adalah sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang kita sampaikan.
Hukum # 2: Empathy
Empati adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain.
Hukum # 3: AudibleMakna dari audible antara lain: dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik. Hukum # 4: Clarity
kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan.
Clarity dapat pula berarti keterbukaan dan transparansi. Hukum # 5: HumbleHukum kelima dalam membangun komunikasi yang efektif adalah sikap rendah hati.

LENDY WIDAYANA di dalam rubric opini suara Surabaya.net mengemukakan hal berikut:
Jika Perusahaan Ingin Maju Pesat IT tidak dapat didelegasikan
Dewasa ini seorang pimpinan puncak organisasi bisnis apapun tidak cukup hanya memahami soal keuangan, SDM dan pemasaran. Ada pilar pemahaman dengan bobot yang sama yaitu soal teknologi informasi komunikasi. Bisnis adalah informasi, dan informasi adalah bisnis. Oleh karena itu pimpinan puncak tidak dapat mendelegasikan begitu saja aspek teknologi informasi komunikasi kepada manajer atau bahkan direktur di bidang ini.

Ibarat seseorang yang dapat mengemudikan mobil, ia tidak harus menjadi montir. Pemahaman yang diperlukan pimpinan tentu bukan soal teknis karena itu kompetensi engineer. Pimpinan wajib memahami berapa nilai efisiensi, efektivitas kerja dan produk/jasa baru apa yang dapat diciptakan dengan penerapan teknologi itu. Prakteknya, pimpinan puncak merumuskan apa yang ia kehendaki, lalu panggil manajer/direktur IT untuk berdiskusi secara intens tentang solusi dan keterbatasan teknologi saat ini dan bagaimana tren teknologi ke depan.
Mengurai kemampuan teknologi informasi komunikasi
Untuk memudahkan pemahaman, apa saja yang dapat dilakukan dengan teknologi informasi komunikasi dalam suatu proses bisnis, semuanya dapat dipetakan menjadi:
• Otomatisasi. Dapat mengoptimalkan jumlah sumber daya manusia dalam sebuah proses pekerjaan yang rutin dan berulang-ulang. Aplikasinya sering kita jumpai pada lingkup perusahaan industri manufakturing.
• Informasi dan analisis. Memudahkan proses analisa pengambilan keputusan, karena pengolahan data komputer akan menghasilkan informasi yang menyajikan berbagai opsi pengambilan keputusan. Dengan program spreadsheet, hasil pengolahan dari database perusahaan secara mudah dapat dianalisis dan dibuat simulasinya.
• Penelusuran (tracking). Mempermudah pemantauan status sebuah obyek berikut prosesnya.
• Menghilangkan kendala geografis. Melalui jaringan komputer yang menghubungkan baik internal maupun eksternal perusahaan, koordinasi-komunikasi dan integrasi perusahaan dapat dilakukan lebih cepat dan lebih efisien.
• Disintermediasi. Komputerisasi dan jaringan komputer mampu menghilangkan mata rantai suatu proses yang secara logis tidak diperlukan lagi.
• Sekuensial dan paralel. Urutan sebuah proses bisnis dapat diubah secara lebih fleksibel. Begitu pula proses kerja yang sebelumnya berurutan dapat dibuat menjadi paralel. • Aset intelektual. Teknologi memudahkan proses perekaman dan distribusi aset intelektual sumber daya manusia organisasi. Memasuki era knowledge worker saat ini, teknologi sangat membantu meningkatkan nilai dari knowledge capital organisasi. Aplikasi dibidang ini masih sangat jarang diterapkan di Indonesia. Sebagian besar perusahaan di Indonesia masih mengandalkan sumber daya fisik/material dan belum sampai ke tingkat knowledge industry.
Dari uraian di atas, jelas bahwa diperlukan kemampuan analisa, power dan keputusan strategis yang tidak mungkin dibuat oleh seorang manajer/direktur di lapisan middle management. Levelnya sudah harus top level management.
Ada tipikal banyak pengusaha yang mengetahui bahwa teknologi informasi dan komunikasi dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas biaya. Pernyataan itu lantas diikuti dengan pertanyaan dari dirinya sendiri "lalu bagaimana ?" Jawaban lugas pertanyaan itu adalah bahwa pemanfaatan teknologi informasi komunikasi memerlukan keahlian berpikir dan berkreasi yang tingkatannya sama dengan kecerdikan sang pemimpin memanfaatkan modal uangnya. Ya, memang jaman menuntut seperti itu. Apalagi sebagai medium komunikasi informasi saat ini Internet menjadi kekuatan maha dahsyat untuk mengintegrasikan bisnis.

Dalam setiap bisnis selalu ada mata rantai pemenuhan bahan baku dari pemasok, lalu proses produksi dan nilai tambah, hingga penyerahan produk/jasa kepada pelanggan. Dengan Internet semuanya menjadi semakin menyatu dalam genggaman informasi. Penyatuan ini membuat tatanan bisnis di lingkup internal maupun eksternal menjadi berubah. Dengan asumsi kita menjadi titik sentral sebagai produsen, kita lihat apa, bagaimana dan mengapa semua entitas ini menjadi berubah.

Internet saat ini telah banyak diaplikasikan untuk memilih pemasok secara online. Kebutuhan produsen cukup dipublikasikan di web perusahaan, selanjutnya setiap pemasok dapat memasukkan penawaran secara elektronik. Proses tender online ini juga telah sampai pada cara untuk meminimalkan unsur kolusi dalam memenangkan "sang juara" tender. Bahkan dalam jumlah pembelian rutin yang signifikan nilainya, tender dapat dilakukan setiap saat. Bagi pemasok kondisi ini tentunya memerlukan pemantauan terhadap peta kompetisi yang dapat berubah dalam waktu yang sangat cepat.

Selanjutnya dalam operasional secara mudah lewat web di Internet pemasok dapat melihat secara real time database persediaan mitra produsen atau penjual barang yang dipasoknya. Sebelum terjadi kekurangan stok, pemasok dapat segera memenuhi kebutuhan mitranya. Sang produsen atau penjual pun tidak perlu kuatir akan kekurangan stok. Bahkan kerepotan melakukan order pembelian rutin menjadi sangat minim. Dari segi ini saja kita dapat melihat efisiensi dan efektivitas waktu, biaya stok, gudang, transportasi serta personil.

Di sisi produsen, integrasi sistem informasi internal dilakukan melalui jaringan komputer yang disebut Intranet. Antar muka (interface) Intranet di komputer juga berbasis web seperti halnya mengakses Internet. Seluruh informasi produk mulai stok yang tersedia, spesifikasi dan harga secara otomatis juga siap disajikan melalui Internet bagi pelanggan akhir maupun mitra distributor. Transaksi pembelian dan pembayaran juga dapat langsung dilakukan si konsumen akhir. Jika konsumen akhir dapat langsung menjangkau produsen, gara-gara Internet tidak sedikit bisnis yang kini menghilangkan peranan distributor.

Untuk penerimaan dan pengeluaran uang, pihak produsen juga dapat langsung mempunyai sistem yang terkoneksi dengan bank secara elektronik. Jaringan online yang dibangun dapat melalui jaringan tertutup (closed circuit) atau melalui Virtual Private Network (VPN) di Internet.
Jika semua informasi telah terintegrasi nampak bahwa Internet memang mendorong terciptanya kompetensi inti (core competence) kita berbisnis. Misalnya, jika memang keunggulan utama bisnis kita adalah sistem pengolahan produk, hal lain di luar kompetensi inti tinggal dicari mitra yang pas dan dapat mudah terintegrasi secara online. Cepat atau lambat, menghadapi kenyataan ini memang akhirnya proses bisnis perlu ditata ulang untuk disesuaikan dengan keunggulan teknologi informasi komunikasi.
Atharis S Prayoe, ST memaparkan mengenai Teknologi Komunikasi Tanpa Kabel sebagai berikut :

Telekomunikasi bergerak seluler dapat terjadi dengan menggunakan media udara (air interface) dari hand phone ke BTS (Base Transceiver Station merupakan station pemancar dan penerima fhisik nya berupa menara atau tower yang dilengkapi dengan peralatannya) dengan kecepatan 22,8 Kb/s, dari BTS kemudian diteruskan ke BSC sebagai induk dari BTS yang kemudian BSC meneruskan ke SSS (Switching Sub System yang terdiri dari : MSC, HLR, VLR, EIR dan AuC yang akan di jelaskan pada episode mendatang jika ada respon dari teman2) untuk menentukan tujuan telpon kita ke arah mana: HP Ke HP, HP ke fix phone ( telpon rumah ), Interlokal, SLI dll. Prosesnya terjadi sangat cepat, jadi seperti orang berbicara tatap muka.

Nah, hal ini dapat terjadi karena telekomunikasi bergerak seluler mempunyai berbagai perangkat/elemen yang ngerjain seluruh proses yang diperlukan dalam komunikasi/hubungan. Seluruh perangkat dan elemen ini diatur oleh sistem sehingga membentuk jaringan, yang sering kita sebut sebagai network.

Arsitek Jaringan GSM

Jaringan GSM secara garis besarnya dibagi menjadi 3 sistem yaitu:
1. Switching Sub System (SSS). Tugasnya mengatur komunikasi antar pelanggan GSM, mengatur komunikasi pelanggan GSM dengan jaringan lain, dan sebagai data base untuk manajemen mobilitas pelanggan. Berarti si SSS inilah yang mengatur hubungan telekomunikasi seluler antar pelanggan Telkomsel dan dari/ke pelanggan operator lain, sekaligus mencatat posisi pelanggan, lokal atau roaming atau SLJJ, dls. Kalau di jaringan PSTN, SSS sering disebut sebagai Sentral Telepon, karena semua proses hubungan tercatat di sini.
2. Base Station System (BSS). Si BSS biasanya memiliki BSC yang bertugas mengendalikan mobile station/pelanggan yang berada dibawah wilayah cakupannya, dan menghubungkan mobile station dengan SSS. BSS merupakan bagian dari radio seluler dari jaringan GSM. Dalam network GSM, radio seluler merupakan elemen utama, karena komunikasi ditransmit melalui frekwensi radio.
3. Operation Maintenance System (OMS). Sedangkan Operation Mainetenance Center bertugas melakukan pengawasan performansi seluruh jaringan BSS dan SSS yang ada dibawah kendalinya, melakukan penanganan gangguan tingkat pertama, loading data base dan memberikan informasi gangguan dan performansi jaringan.


Base Station System (BSS)

Base Station System (BSS) merupakan bagian dari radio sistem pada network GSM yang terdiri dari: BSC, BTS dan TRAU. Ketiganya merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Kenapa? Karena fungsi mereka berbeda namun satu dengan lainnya saling mendukung. Bagaimana 'saling mendukung'nya BSC, BTS dan TRAU, ceritanya begini…. ( he he he kayak kismis : kisah2 mistery ) aja

Base Station Controller (BSC)

BSC adalah bagian inti (intelligent/master) dari sistem BSS yang menghubungkan antara BTS dengan SSS (seluruh data base BTS dan TRAU ada pada BSC). Pada Siemens Base Station antara BSC dan Network SSS perlu bantuan peralatan jaringan lain, berupa Transcoding and Rate Adaptation Unit (TRAU) melalui A-sub interface (interface BSC-TRAU) dan A interface (interface MSC-TRAU).

Adapun fungsi utama dari BSC adalah: data base seluruh network elemen BSS, penyambungan kanal trafik, memproses pensinyalan, pongontrolan daya, menangani fungsi-fungsi operasi dan maintenace serta monitoring system.

Base Transceiver Station (BTS)

BTS dapat dilihat sebagai bagian dasar dalam jaringan BSS dan perlengkapan hubungan antara BSC dan MS (mobile subscriber/pelanggan). Fungsinya sebagai elemen network yang berinteraksi langsung dengan mobile subscriber melalui radio interface (air interface). BTS terdiri dari Tx (transmite) dan Rx (Receive) yang menyediakan kanal pembicaraan. Seperti radio pada umumnya, radio interface di BTS memiliki daya pancar yang terbatas, dalam GSM sering dikenal dengan istilah wilayah cakupan atau radio service area. Cara kerja radio suatu BTS adalah membentuk dan mengatur sel trafik hubungan dan hand over (perpindahan MS dari satu BTS ke BTS lain) yang berada didalam wilayah cakupannya.

Transcoding Rate and Adaptions Unit (TRAU)

TRAU adalah interface antara BSC dan SSS (MSC). Meskipun TRAU merupakan bagian dari BSS, biasanya TRAU diletakkan dekat MSC. Hal ini dimaksudkan untuk penghematan link transmisi.

Pada perangkat TRAU terjadi kompresing link dari dari 64 Kbps dari MSC ke TRAU (4 A-Interface/PCMA) menjadi 16 Kbps dari TRAU ke BSC (1 Asub-Interface/PCMS). Kompresing ini dilakukan hanya untuk traffic channel. Hal tersebut dimaksudkan agar traffic channel yang digunakan untuk percakapan pelanggan bisa lebih banyak 4 kali dari sebelumnya. Sedangkan untuk time slot 0 yang digunakan untuk frame alignment signal dan time slot 16 untuk signaling tidak dilakukan kompresing, kecepatannya tetap 64 Kb/s sebab kalo dikompres juga maka untuk proses pensinyalan akan jadi lambat. Karena di TRAU dilakukan pengkompresan maka TRAU juga melakukan adaptasi suara agar suara pelanggan sama seperti aslinya, tidak terkompres meninggi atau mengecil seperti micky mouse.


Peran Teknologi Komunikasi Satelit bagi Penyediaan Prasarana Informasi

Satelit komunikasi telah menunjukkan kemampuannya sejak tiga dasa warsa yang lalu. Masih segar ingatan kita, bahwa misi satelit komunikasi dalam tahun 60-an adalah sebagai alternatif transmisi dari titik ke titik antar kontinen, karena kemampuannya melihat kira-kira sepertiga permukaan bumi dari tempat ketinggian orbit geostasioner tepat di atas katulistiwa. Komunikasi internasional menjadi ajang yang subur bagi sistem ini. Satu dasa warsa sesudah itu, ditunjang oleh kemajuan teknologi antena dan HPA, sistem ini mempunyai cakupan pensil yang lebih kecil, yang memungkinkan stasiun bumi dengan diameter sekitar 10 meter, berkomunikasi satu dengan lainnya. Bangsa kita wajib berbangga karena founding fathers kita dengan sangat bijaksana memutuskan Palapa A sebagai infrastruktur tulang punggung telekomunikasi, di samping sistem terestrial, pada Agustus 1976. Tradisi ini masih berlanjut sampai hari ini, dan terbukti bahwa sistem komsat (komunikasi satelit) domestik kita merupakan salah satu yang armada stasiun bumi ukuran sedangnya terbanyak dengan jumlah transponder 37 buah. Teknologi komsat terus berkembang, di mana pada tahun 80-an tumbuh VSAT, atau Very Small Aperture Terminal, stasiun bumi dengan diameter kurang dari 2,5 meter. Hal ini disebabkan karena kematangan teknologi antena dan semakin besarnya kemampuan daya satelit. Alur perkembangan ini semakin berlanjut: pada tahun-tahun 90-an ini akan segera muncul stasiun bumi sebesar terminal cordless atau sering disebut teknologi handheld atau telepon genggam..

Arsitektur sistem satelit yang baru seyogyanya menuju kepada pengguna antena satelit dengan pancaran pensil tajam yang dapat berubah arah dengan kecepatan data tinggi, atau antena pancaran pensil tajam dengan arah tetap dengan kecepatan data rendah atau medium. Penggunaan pita frekuensi Ka memungkinkan hal tersebut. Di samping itu, satelit harus memiliki G/T yang tinggi untuk memungkinkan daya pancar yang rendah dari stasiun bumi.

Atas dasar prinsip rekayasa komsat tersebut di atas, berbagai kecenderungan penerapan sistem komsat moderen dapat kita amati sbb:
1. Penggunaan satelit GEO (geostasioner) lebih menarik untuk daerah cakupan yang kontinu dan luas, dan hanya membutuhkan satelit dengan jumlah lebih sedikit.
2. Satelit harus ditingkatkan dayanya untuk meningkatkan kapasitas, yang juga dapat menekan biaya stasiun bumi; untuk ini satelit harus lebih besar untuk dapat menopang antena ukuran besar dan catu daya lebih tinggi.
3. Konstelasi satelit-stelit yang lebih kecil sedang diajukan secara global dengan orbit rendah (LEO) atau menengah (MEO).
4. Porsi masa Payload semakin meningkat sehubungan dengan kemajuan riset di bidang bahan-bahan serta rekayasa komponen-komponen.
5. Satelit semakin tinggi dayanya; Satelit DBS kini mempunyai daya 8 kW, dan yang sedang direncanakan berdaya 15 kW; kombinasi antara daya tinggi dengan kompresi digital memungkinkan sebuah DBS memiliki kapasitas yang tinggi (sekitar 100 kanal) sehingga cukup ekonomis.
6. Ukuran antena semakin besar, batasnya tinggal ukuran muatan maksimum dari kendaran peluncur.
7. Prosessor semakin tinggi kecepatan, dan semakin kecil dimensi serta harganya. Ini mengakibatkan pengaturan otomatis dari stasiun bumi, pengaturan jaringan otomatis, dan pengolahan sinyal di satelit : penyandian, kompresi, pembetukan pensil, dan switching. Semua efek ini akan mengurangi biaya dan memungkinkan pelayanan-pelayanan baru.
8. Jaringan akan menggunakan kecepatan yang lebih tinggi (ATM/BISDN). Karenanya satelit juga akan semakin menerapkan penggunaan switching di satelit, dalam rangka meningkatkan keterhubungan dengan jaringan terestrial yang ada. Iridium sedang membangun MSS dengan switching di satelit, sedangkan Spaceway dan Cyberstar merencanakan OBP untuk sistem FSS.
9. Terminal semakin kecil dan murah (VSAT), bahkan menuju kepada handset untuk MSS kecepatan rendah (Contoh: Globalstar, Iridium, Odyssey, Inmarsat P, ECCO).


Lalu bagaimana dengan perkembangan teknologi informasi di Indonesia?
Perkembangan Teknologi Informasi di Indonesia menurut Wawan Wardiana, Pusat Penelitian Informatika - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia yang disampaikan pada Seminar dan Pameran Teknologi Informasi 2002, Fakultas Teknik Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Jurusan Teknik Informatika, tanggal 9 Juli 2002
Intisari
Perkembangan teknologi informasi dapat meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan dapat dilaksanakan dengan cepat, tepat dan akurat, sehingga akhirnya akan meningkatkan produktivitas. Perkem-bangan teknologi informasi memper-lihatkan bermunculannya berbagai jenis kegiatan yang berbasis pada teknologi ini, seperti e-government, e- commerce, e-education, e-medicine, e-e-laboratory, dan lainnya, yang kesemuanya itu berbasiskan elektronika.
Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan. Teknologi ini menggunakan seperangkat komputer untuk mengolah data, sistem jaringan untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer yang lainnya sesuai dengan kebutuhan, dan teknologi telekomunikasi digunakan agar data dapat disebar dan diakses secara global.
Peran yang dapat diberikan oleh aplikasi teknologi informasi ini adalah mendapatkan informasi untuk kehidupan pribadi seperti informasi tentang kesehatan, hobi, rekreasi, dan rohani. Kemudian untuk profesi seperti sains, teknologi, perdagangan, berita bisnis, dan asosiasi profesi. Sarana kerjasama antara pribadi atau kelompok yang satu dengan pribadi atau kelompok yang lainnya tanpa mengenal batas jarak dan waktu, negara, ras, kelas ekonomi, ideologi atau faktor lainnya yang dapat menghambat bertukar pikiran.Perkembangan Teknologi Informasi memacu suatu cara baru dalam kehidupan, dari kehidupan dimulai sampai dengan berakhir, kehidupan seperti ini dikenal dengan e-life, artinya kehidupan ini sudah dipengaruhi oleh berbagai kebutuhan secara elektronik. Dan sekarang ini sedang semarak dengan berbagai huruf yang dimulai dengan awalan eseperti e-commerce, e-government, e-education, e-library, e-journal, e-medicine, e-laboratory, e-biodiversitiy, dan yang lainnya lagi yang berbasis elektronika.

Peran Teknologi Informasi
Dalam kehidupan kita dimasa mendatang, sektor teknologi informasi dan telekomunikasi merupakan sektor yang paling dominan. Siapa saja yang menguasai teknologi ini, maka dia akan menjadi pemimpin dalam dunianya. Teknologi informasi banyak berperan dalam bidang-bidang antara lain :
Bidang pendidikan(e-education).
Kecenderungan dunia pendidikan di Indonesia di masa mendatang adalah:- Berkembangnya pendidikan terbuka dengan modus belajar jarak jauh (Distance Learning). Kemudahan untuk menyelenggarakan pendidikan terbuka dan jarak jauh perlu dimasukan sebagai strategi utama.
- Sharing resource bersama antar lembaga pendidikan / latihan dalam sebuah jaringan- Perpustakaan & instrumen pendidikan lainnya (guru, laboratorium) berubah fungsi menjadi sumber informasi daripada sekedar rak buku.- Penggunaan perangkat teknologi informasi interaktif, seperti CD-ROM Multimedia, dalam pendidikan secara bertahap menggantikan TV dan Video.
Dengan adanya perkembangan teknologi informasi dalam bidang pendidikan, maka pada saat ini sudah dimungkinkan untuk diadakan belajar jarak jauh dengan menggunakan media internet untuk menghubungkan antara mahasiswa dengan dosennya, melihat nilai mahasiswa secara online, mengecek keuangan, melihat jadwal kuliah, mengirimkan berkas tugas yang diberikan dosen dan sebagainya, semuanya itu sudah dapat dilakukan.
Faktor utama dalam distance learning yang selama ini dianggap masalah adalah tidak adanya interaksi antara dosen dan mahasiswanya. Namun demikian, dengan media internet sangat dimungkinkan untuk melakukan interaksi antara dosen dan siswa baik dalam bentuk real time (waktu nyata) atau tidak. Dalam bentuk real time dapat dilakukan misalnya dalam suatu chatroom, interaksi langsung dengan real audio atau real video, dan online meeting. Yang tidak real time bisa dilakukan dengan mailing list, discussion group, newsgroup, dan buletin board. Dengan cara di atas interaksi dosen dan mahasiswa di kelas mungkin akan tergantikan walaupun tidak 100%. Bentuk-bentuk materi, ujian, kuis dan cara pendidikan lainnya dapat juga diimplementasikan ke dalam web, seperti materi dosen dibuat dalam bentuk presentasi di web dan dapat di download oleh siswa. Demikian pula dengan ujian dan kuis yang dibuat oleh dosen dapat pula dilakukan dengan cara yang sama. Penyelesaian administrasi juga dapat diselesaikan langsung dalam satu proses registrasi saja, apalagi di dukung dengan metode pembayaran online.
Suatu pendidikan jarak jauh berbasis web antara lain harus memiliki unsur sebagai berikut: (1) Pusat kegiatan siswa; sebagai suatu community web based distance learning harus mampu menjadikan sarana ini sebagai tempat kegiatan mahasiswa, dimana mahasiswa dapat menambah kemampuan, membaca materi kuliah, mencari informasi dan sebagainya. (2) Interaksi dalam grup; Para mahasiswa dapat berinteraksi satu sama lain untuk mendiskusikan materi-materi yang diberikan dosen. Dosen dapat hadir dalam group ini untuk memberikan sedikit ulasan tentang materi yang diberikannya. (3) Sistem administrasi mahasiswa; dimana para mahasiswa dapat melihat informasi mengenai status mahasiswa, prestasi mahasiswa dan sebagainya. (4) Pendalaman materi dan ujian; Biasanya dosen sering mengadakan quis singkat dan tugas yang bertujuan untuk pendalaman dari apa yang telah diajarkan serta melakukan test pada akhir masa belajar. Hal ini juga harus dapat diantisipasi oleh web based distance learning (5) Perpustakaan digital; Pada bagian ini, terdapat berbagai informasi kepustakaan, tidak terbatas pada buku tapi juga pada kepustakaan digital seperti suara, gambar dan sebagainya. Bagian ini bersifat sebagai penunjang dan berbentuk database. (6) Materi online diluar materi kuliah; Untuk menunjang perkuliahan, diperlukan juga bahan bacaan dari web lainnya. Karenanya pada bagian ini, dosen dan siswa dapat langsung terlibat untuk memberikan bahan lainnya untuk di publikasikan kepada mahasiswa lainnya melalui web.Mewujudkan ide dan keinginan di atas dalam suatu bentuk realitas bukanlah suatu pekerjaan yang mudah tapi bila kita lihat ke negara lain yang telah lama mengembangkan web based distance learning, sudah banyak sekali institusi atau lembaga yang memanfaatkan metode ini. Bukan hanya skill yang dimiliki oleh para engineer yang diperlukan tapi juga berbagai kebijaksanaan dalam bidang pendidikan sangat mempengaruhi perkembangannya. Jika dilihat dari kesiapan sarana pendukung misalnya hardware, maka agaknya hal ini tidak perlu diragukan lagi. Hanya satu yang selalu menjadi perhatian utama pengguna internet di Indonesia yaitu masalah bandwidth, tentunya dengan bandwidth yang terbatas ini mengurangi kenyamanan khususnya pada non text based material. Di luar negeri, khususnya di negara maju, pendidikan jarak jauh telah merupakan alternatif pendidikan yang cukup digemari. Metoda pendidikan ini diikuti oleh para mahasiswa, karyawan, eksekutif, bahkan ibu rumah tangga dan orang lanjut usia (pensiunan). Beberapa tahun yang lalu pertukaran materi dilakukan dengan surat menyurat, atau dilengkapi dengan materi audio dan video. Saat ini hampir seluruh program distance learning di Amerika, Australia dan Eropa dapat juga diakses melalui internet. Studi yang dilakukan oleh Amerika, sangat mendukung dikembangkannya e-learning, menyatakan bahwa computer based learning sangat efektif, memungkinkan 30% pendidikan lebih baik, 40% waktu lebih singkat, dan 30% biaya lebih murah. Bank Dunia (World bank) pada tahun 1997 telah mengumumkan program Global Distance Learning Network (GDLN) yang memiliki mitra sebanyak 80 negara di dunia. Melalui GDLN ini maka World Bank dapat memberikan e-learning kepada mahasiswa 5 kali lebih banyak (dari 30 menjadi 150 mahasiswa) dengan biaya 31% lebih murah.Dalam era global, penawaran beasiswa muncul di internet. Bagi sebagian besar mahasiswa di dunia, uang kuliah untuk memperoleh pendidikan yang terbaik umumnya masih dirasakan mahal. Amat disayangkan apabila ada mahasiswa yang pandai di kelasnya tidak dapat meneruskan sekolah hanya karena tidak mampu membayar uang kuliah. Informasi beasiswa merupakan kunci keberhasilan dapat menolong mahasiswa yang berpotensi tersebut.

Tidak ada komentar: